Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Daerah Kumuh di India yang Berhasil Tekan Kasus Covid-19

Kompas.com - 22/06/2020, 18:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Dharavi, daerah kumuh terpadat dan terbesar di Asia yang berlokasi di Mumbai, India, ternyata memiliki cara yang terbilang berhasil dalam penanganan Covid-19. Ini bisa menjadi contoh bagi negara berkembang lainnya.

Melansir Bloomberg, Senin (22/6/2020), dalam menekan penyebaran virus corona, petugas kesehatan Distrik Dharavi telah mengetuk 47.500 pintu sejak April 2020 untuk mengukur suhu dan kadar oksigen tiap warganya.

Petugas kesehatan telah menyaring hampir 700.000 orang di kluster kumuh dan mendirikan klinik penanganan demam.

Baca juga: BMKG Ungkap Pengaruh Cuaca terhadap Penyebaran Covid-19 di Indonesia

Pihak berwenang menyadari perlunya untuk melakukan isolasi bagi penduduk Dharavi yang sebagian besar tinggal di rumah petak, di mana sebanyak delapan puluh orang berbagi toilet yang sama.

 

Sementara penduduk yang memiliki gejala Covid-19 segera dialihkan ke sekolah dan klub olahraga terdekat yang telah diubah menjadi pusat karantina.

Kini kasus infeksi harian di Dharavi turun menjadi rata-rata 20 kasus dari sebelumnya 60 kasus per hari pada awal Mei 2020.

Angka ini turun sepertiga, menjadi sangat kontras dengan daerah lain di India, yang kasus infeksi hariannya malah meningkatkan empat kali lipat sejak awal Mei 2020.

Baca juga: Kera Curi Sampel Darah Pasien Covid-19 dari Laboratorium di India, Kok Bisa?

Pendekatan Dharavi yang mantap untuk 'mengejar virus corona' mengikuti ide dari klaster di Wuhan dan Korea Selatan. 

"Di sini hampir tidak mungkin mengikuti jarak sosial. Satu-satunya pilihan saat itu adalah mengejar virus daripada menunggu kasus datang. Untuk bekerja secara proaktif, bukan secara reaktif," ujar Kiran Dighavkar, asisten komisaris di Mumbai, yang juga berperan sebagai pemimpin gugus tugas penanganan Covid-19 di Dharavi.

Para pejabat awalnya khawatir ketika kasus konfirmasi positif meningkat setelah dilakukan pelacakan dan pengujian Covid-19 pada warga. Tapi ini hal baik, karena orang-orang positif terinfeksi bisa langsung dikarantina sebelum gejala mereka memburuk.

Baca juga: Covid-19, Apa Itu Gelombang Kedua dan Kapan Situasi Itu Terjadi?

Dighavkar dan timnya memastikan, pelacakan dan pengujian Covid-19 akan terus dilakukan meski kasus terus bertambah. Tujuannya untuk menekan angka kematian.

Saat ini sekitar 1,4 persen dari populasi Dharavi yang berjumlah sekitar 850.000 penduduk telah dilakukan tes Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah setempat dan klinik swasta.

Sementara tes di keseluruhan Mumbai baru mencapai 1,2 persen dari populasi yang sebanyak 20 juta penduduk.

Tentunya lokasi Dharavi yang hanya memiliki luas 2,5 kilometer persegi dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit, memudahkan untuk melakukan pelacakan ketimbang di daerah perkotaan Mumbai yang lebih luas dan penduduk yang banyak.

"Kami mampu mengisolasi orang pada tahap awal. Tidak seperti di seluruh Mumbai, di mana sebagian besar pasien mencapai rumah sakit pada tahap yang sangat terlambat," kata Dighavkar.

Baca juga: Vaksin Corona Oxford Terbukti Efektif pada Monyet, India Siapkan Produksi Massal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com