Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19: LIPI Sarankan Teknologi Preservasi Daging untuk Hewan Kurban

Kompas.com - 22/06/2020, 16:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Guna mengurangi potensi infeksi Covid-19 dan memicu kluster baru pada perayaan Idul Adha bagi umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, para ahli menekankan pembelian dan penjualan hewan kurban dilakukan secara daring.

Peneliti Domba di Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Awistaro Angger Sakti mengatakan ada cara yang tepat untuk meminimalisir potensi atau risiko infeksi Covid-19 akibat mobilitas manusia dalam proses jual-beli hewan kurban ini.

Menurut Angger, menjual dan membeli dan membeli hewan kurban secara daring atau online adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

"Terdapat alternatif untuk meminimalkan kontak secara langsung dengan membeli hewan kurban secara daring," kata Angger dalam diskusi daring bertajuk Ngaji Teknologi Penanganan Produk Kurban di Masa Pandemi, Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Cara Aman Beli Hewan Kurban Agar Tak Terinfeksi Corona

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dan disertakan dalam proses jual-beli secara daring agar aman.

  • Data gigi
  • Foto hewan kurban secara fisik
  • Bobot badan digital
  • Paling baik lagi jiak pembeli mengenal penjualnya

Teknologi pengemasan daging kurban

Selain itu, ditambahkan oleh Peneliti di Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI, Andi Febrisiantosa, jika memungkinkan pembelian daging hewan kurban itu juga termasuk langsung penyembelihan oleh pihak penjual.

Ilustrasi daging sapi, hewan kurbanShutterstock Ilustrasi daging sapi, hewan kurban

Baca juga: LIPI Ciptakan Alat Terapi Oksigen Aliran Tinggi untuk Pasien Covid-19

Hal ini memerlukan tindakan khusus, sebab, kata dia, sebagian besar daging itu mengandung protein dan bahan-bahan organik yang sifatnya mudah rusak oleh banyak faktor, baik dari mikrobiologi, zat kimia maupun karena dehidrasi dan enzimatik.

Akan tetapi kerusakan daging kurban, kata Andi, masih bisa diantisipasi dan tidak membusuk dan aman sampai dikonsumsi oleh masyarakat.

Andi menyebutkan teknik untuk melakukan antisipasi itu adalah dengan menggunakan teknologi preservasi daging. Preservasi daging ini biasanya dilakukan sebelum dikemas.

"Pengemasan daging kurban terlebih dahulu memanfaatkan teknologi sebelum didistribusikan adalah cara yang aman guna melindungi produk dan konsumen dari paparan penyakit," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com