Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Fisik dan Mental Ancam Pasien Covid-19 dengan Kondisi Parah

Kompas.com - 20/04/2020, 20:04 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Sumber Sciencemag

KOMPAS.com – Banyak pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit karena kondisi yang cukup parah. Mayoritas pasien dengan kondisi parah ini merupakan orang lanjut usia (di atas 65 tahun) atau pasien dengan beberapa penyakit penyerta.

Sharon Inouye, ahli geriatri di Hebrew SeniorLife Harvard Medical School, mengatakan efek pada tubuh yang terinfeksi virus corona sangat berat. Virus itu memang mengincar organ paru, namun kekurangan oksigen dan pelebaran inflamasi bisa mengakibatkan kerusakan pada organ lainnya seperti ginjal, hati, jantung, dan otak.

Baca juga: Laporan Terbaru, Virus Corona Juga Berpotensi Rusak Ginjal dan Jantung

Salah satu infeksi lanjutan akibat kerusakan paru yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), di mana paru dipenuhi oleh cairan. Kondisi seperti ini biasanya meninggalkan masalah pernapasan jangka panjang.

Mengutip Sciencemag, Senin (20/4/2020), kombinasi dari penyakit kronis dan inflamasi akibat Covid-19 berisiko tinggi terhadap munculnya penyakit baru. Termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

Hal itu diungkapkan oleh ahli epidemiologi dari University of Pittsburgh Medical Center, Sachin Yende. Salah satu contohnya adalah pada 2015, di mana timnya menemukan fakta bahwa pasien yang memiliki penyakit pneumonia memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung setelahnya.

“Besar kemungkinan kasus seperti ini terjadi (dalam konteks Covid-19),” tutur Yende.

Kesehatan mental pasien

Dale Needham, psikolog dari School of Medicine John Hopkins University menyebutkan bahwa pasien yang mendapatkan perawatan di ICU (terlepas dari apa penyakitnya) berisiko memiliki masalah fisik, kognitif, dan mental.

Kondisi ini disebut Post-intensive Care Syndrome.

Needham menyebutkan pasien Covid-19 kemungkinan besar akan mengalami kondisi ini. Salah satu penyebabnya adalah para pasien menyadari bahwa kondisi paru mereka tidak akan seperti sedia kala.

Baca juga: Instagram Sembunyikan Like untuk Kesehatan Mental, Ini Kata Ahli

Seorang pasien dengan ARDS memerlukan ventilator sebagai penyokongnya selama 7-10 hari. Namun para pasien Covid-19 yang berada dalam kondisi parah memerlukannya lebih dari 2 minggu.

Banyak pasien Covid-19 yang dibantu oleh ventilator tidak pernah sembuh seutuhnya. Kalaupun sembuh, banyak pasien yang mengalami lemah otot dan kaki. Hal ini menyulitkan mereka untuk duduk, berdiri, dan berjalan kaki.

Risiko lainnya pada pasien Covid-19 dalam kondisi parah adalah delirium, sebuah kondisi pada otak yang mengarah pada berkurangnya daya ingat.

“Kami menemukan banyak sekali delirium pada pasien Covid-19,” tutur E Weasley Ely, ahli pulmonologi sekaligus psikolog di Vanderbilt University.

Baca juga: 5 Efek Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Sebuah studi yang dilakukan terhadap para pasien SARS menunjukkan bahwa sepertiga dari jumlah pasien mengidap gejala depresi selama 1 tahun usai dinyatakan sembuh.

Seiring upaya para dokter dan petugas medis untuk menangani pasien Covid-19, butuh kerja sama dari berbagai pihak untuk membantu penyembuhan pasien dengan kondisi parah yang keluar dari Intensive Care Unit (ICU).

Psikolog di beberapa negara misalnya, memberikan asupan konseling dan membantu mengatasi masalah mental yang dialami pasien saat penyembuhan.

Tak hanya untuk Covid-19, Ely menyebutkan “sistem penyembuhan” secara menyeluruh ini harus diaplikasikan pada semua pasien yang memiliki penyakit kronis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com