Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2020, 11:23 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai upaya antisipasi corona tanpa menghabiskan ketersediaan masker bedah dan N95 untuk tenaga medis, banyak masyarakat yang lantas membuat masker sendiri dari kain.

Hal ini juga menjadi perhatian dr Erlina Burhan, Sp.P(K), M.Sc, pH.D - Dokter spesialis paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.

Berbicara mengenai Protokol Pemakaian Masker di kantor Graha BNPB dan disiarkan Live pada hari ini (1/4/2020), dr Erlina membahas berbagai macam masker, mulai dari masker kain hingga facepiece respirator.

Berikut paparannya:

Baca juga: Masker Saat Wabah Corona, Kenapa Ada Negara yang Pakai dan Tidak?

1. Masker kain

Masker kain boleh digunakan oleh masyarakat yang sehat di tempat umum, tetapi dengan catatan tetap menjaga jarak aman 1-2 meter. Sementara itu, petugas kesehatan tidak disarankan menggunakan masker kain.

Sebab, masker kain tidak bisa memproteksi dari partikel berukuran kecil, hanya partikel besar saja. Untuk partikel berukuran 3 mikron, masker kain hanya mampu memfiltrasi 10-60 persen. Selain itu, masker kain juga memiliki tingkat kebocoran yang tinggi.

"Perlindungan terhadap droplet, ya ada. Tapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol atau partikel yang airborne (mengapung di udara)," ujar dr Erlina.

Keuntungannya, masker kain bisa dipakai berulang, tetapi dengan dicuci terlebih dahulu menggunakan deterjen dan air hangat yang bisa mematikan virus, termasuk virus corona.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Pahami Cara Pakai Masker yang Benar

2. Masker bedah

Masker bedah boleh dipakai oleh masyarakat hanya jika ada gejala gangguan pernapasan, seperti bersin, batuk dan nyeri tenggorokan.

Petugas medis juga boleh memakai masker bedah ini di tempat pelayanan kesehatan yang tidak mengharuskan tenaga medis berkontak erat dan langsung dengan pasien yang sangat menular.

Masker bedah bisa melindungi dari droplet yang dikeluarkan oleh orang lain, tetapi tidak bisa melindungi dari partikel yang bersifat aerosol atau airborne.

Untuk partikel berukuran 0,1 mikron, masker bedah efektif memfiltrasi 30-95 persen. Namun, tetap ada kebocoran, khususnya dari samping, karena tidak sempurna menutupi wajah.

Dokter Erlina juga mengingatkan untuk tidak berulang kali menggunakan masker bedah karena masker ini hanya bisa dipakai sekali. Bila masker bedah sudah basah karena droplet, masker juga harus diganti dengan yang baru.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com