Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun 3 Juta Rumah Per Tahun, Pemerintah Bisa Atasi Kekurangan "Backlog"

Kompas.com - 08/05/2024, 17:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka backlog hunian di Indonesia masih sangat tinggi. Merujuk kepada data Kementerian PUPR, saat ini masih dibutuhkan 12,7 juta unit rumah demi mewujudkan Indonesia zero backlog.

Organisasi Realestat Indonesia (REI) berulang kali sudah menyatakan kesiapan dan dukungan terhadap Program Pembangunan 3 Juta Rumah per tahun.

Seperti diketahui, Program Pembangunan 3 Juta Rumah per tahun merupakan gagasan dari pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Menurut REI program ini sangat realistis dan inline dengan usaha untuk menuntaskan angka kekurangan (backlog) perumahan yang terus membengkak.

Baca juga: Apersi Minta Tambahan Kuota Rumah Subsidi, Minimal 250.000 Unit

Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto, menuturkan jika konsisten dijalankan, maka pada tahun 2029 jumlah backlog perumahan akan berkurang dan terkelola baik.

Dikatakan, pengentasan backlog rumah nasional tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa seperti yang selama ini telah dikerjakan.

Namun semuanya harus ditangani secara sangat luar biasa dan diluar kebiasaan termasuk dengan memasang target pasokan yang besar untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat.


“Yang terpenting, persoalan perumahan harus menjadi prioritas dan bukan lagi sekadar pelengkap. Karena soal rumah ini kalau tidak dikelola dengan serius akan berpotensi menjadi “bom waktu” bagi pembangunan nasional di masa mendatang termasuk pembangunan karakter manusia Indonesia. Karena karakter bangsa berawal dari rumah,” tegas Joko.

Pada tahun 2035, hampir 66 persen penduduk indonesia atau sekitar 304 juta jiwa akan tinggal di perkotaan.

Situasi itu butuh penanganan yang tepat, termasuk mengenai penyediaan tempat tinggal sesuai amanah konstitusi.

Baca juga: Prabowo-Gibran Janji Bangun 3 Juta Rumah

“Jumlah penduduk Indonesia yang tidak punya rumah sudah sekitar 20 persen dan angka itu berpotensi terus bertambah. Artinya Indonesia sudah masuk ke fase darurat perumahan, sehingga harus dituntaskan segara dengan cara super serius,” paparnya.

Untuk diketahui, Saat ini, REI sudah menjalin kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar sebenarnya kontribusi sektor properti terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Joko menilai, sektor perumahan merupakan bagian dari sektor properti bersifat padat karya sehingga terbukti efektif menjadi backbone perekonomian yang menggerakkan lebih dari 180 industri ikutan lainnya.

“Kalau sektor properti ini bisa berlari kencang, maka banyak industri lainnya yang ikutan bergerak dari produk bahan bangunan, material konstruksi, perabot dan kerajinan hingga pedagang makanan di sekitar lokasi pembangunan properti,” tandas Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com