Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Kembali Tsunami Aceh Lewat Museum Karya Ridwan Kamil

Kompas.com - 26/12/2023, 15:43 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, 26 Desember, tepatnya 19 tahun yang lalu, gempa dahsyat mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam.

Gempa besar tersebut berkekuatan 9,1 hingga 9,3 SR dan terjadi pada Minggu 26 Desember 2004.

Gempa yang berpusat di 20-25 kilometer barat daya Sumatera itu mampu melenyapkan kota-kota di pesisir barat Aceh dalam hitungan menit.

Pasca gempa, tercatat sekitar 132.000 orang kehilangan nyawa, sementara 37.000 orang lainnya dinyatakan hilang. Ribuan bangunan rata dengan tanah.

Foto udara bangunan Museum Tsunami Acehinstagram/@museumtsunami Foto udara bangunan Museum Tsunami Aceh
Baca juga: Proses Restorasi Museum Nasional Indonesia Segera Dilakukan

Puluhan tahun berlalu, kota-kota di Aceh sudah berbenah diri menjadi kian indah dan mempesona.

Namun bagi yang ingin mengenang kejadian mengenaskan tersebut, Anda bisa melihat sebagian jejaknya di Museum Tsunami.

Berlokasi di jalan Sultan Iskandar Muda, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, museum ini buka dari Sabtu hingga Kamis. Pada hari Jumat, museum tutup.

Seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Museum Tsunami Aceh dibangun atas prakarsa dari beberapa lembaga seperti Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Kementerian ESDM dan Ikatan Arsitek Indonesia.

Influencer Karin Novilda atau Awkarin sedang berdiri di depan dinding Sumur Doa yang ada di dalam Museum Tsunami Acehinstagram/@museumtsunami Influencer Karin Novilda atau Awkarin sedang berdiri di depan dinding Sumur Doa yang ada di dalam Museum Tsunami Aceh
Bangunan museum dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil, yang kini menjadi kurator Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara

Desain bertajuk “Rumoh Aceh Escape Hill” yang digagas Ridwan berhasil menjuarai sayembara lomba desain museum tsunami Aceh tahun 2007 silam.

Ide dasar dari pembangunan museum terinspirasi dari rumah tradisional orang Aceh, Rumoh Aceh, yang merupakan rumah panggung.

Baca juga: Tahun 2024, Kawasan Candi Terluas Se-Asia Tenggara Bakal Punya Museum

Pada lantai pertama museum, pengunjung dapat menemukan ruang terbuka sebagaimana rumah tradisional Aceh.

Ridwan menyebut kawasan ini sebagai escape hill, yakni taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah lokasi penyelamatan seandainya terjadi banjir atau tsunami di masa yang akan datang.

Unsur tradisional lain tampak pada pola fasad bangunan yang menggambarkan tarian Saman.

Salah satu ruang ikonik di dalam museum adalah sumur doa, di mana pada dinding sumur dipenuhi nama para korban jiwa akibat tsunami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com