JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu ruas Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) ternyata dibangun dengan teknologi konstruksi khusus yang diterapkan, yakni geofoam EPS.
Teknologi ini digunakan pada pembangunan Tol Cisumdawu Seksi 5A di Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.
Seperti dikutip dari akun Instagram resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), geofoam EPS merupakan material expanded polystyrene berupa high density polystyrene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan.
Material tersebut sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.
Baca juga: Ini Biang Kerok Proyek Tol Cisumdawu Molor hingga 12 Tahun
Teknologi geofoam yang diterapkan ini mampu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah dengan sangat signifikan.
Selain itu, berperan mengurangi dan memperlambat proses penurunan (settlement) pada tanah dasar dan infrastruktur di dalamnya, serta dapat meningkatkan stabilitas tanah.
Seperti semua teknologi konstruksi lainnya, teknologi geofoam juga memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Baca juga: Fakta Cisumdawu, Tol Pertama di Indonesia yang Punya Terowongan Kembar
Dilansir dari akun instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Senisn (17/7/2023), berikut kelebihan dan kekurangan teknologi geofoam EPS.
Beberapa kelebihan teknologi geofam yakni :
Teknologi geofoam juga memiliki beberapa kekurangan yakni: