Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus Teknologi Geofam yang Digunakan di Tol Cisumdawu

Kompas.com - 17/07/2023, 21:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu ruas Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) ternyata dibangun dengan teknologi konstruksi khusus yang diterapkan, yakni geofoam EPS

Teknologi ini digunakan pada pembangunan Tol Cisumdawu Seksi 5A di Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.

Seperti dikutip dari akun Instagram resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), geofoam EPS merupakan material expanded polystyrene berupa high density polystyrene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan.

Material tersebut sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.

Baca juga: Ini Biang Kerok Proyek Tol Cisumdawu Molor hingga 12 Tahun

Teknologi geofoam yang diterapkan ini mampu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah dengan sangat signifikan.

Selain itu, berperan mengurangi dan memperlambat proses penurunan (settlement) pada tanah dasar dan infrastruktur di dalamnya, serta dapat meningkatkan stabilitas tanah.

Seperti semua teknologi konstruksi lainnya, teknologi geofoam juga memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Baca juga: Fakta Cisumdawu, Tol Pertama di Indonesia yang Punya Terowongan Kembar

Dilansir dari akun instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Senisn (17/7/2023), berikut kelebihan dan kekurangan teknologi geofoam EPS.

Kelebihan 

Beberapa kelebihan teknologi geofam yakni : 

  • Memiliki beban yang ringan

  • Harganya relatif lebih murah

  • Waktu pengerjaanya cepat

  • Hemat lahan

  • Produksi dalam negeri, di mana tingkat komponen dalam negerinya capai 43,21 persen

  • Dapat dikerjakan tanpa keahlian khusus. 

 

Kekurangan

Teknologi geofoam juga memiliki beberapa kekurangan yakni: 

  • Lebih mudah terapung

  • Relatif mahal jika dibandingkan timbunan biasa

  • Bahannya rentan terhadap minyak dan suhu panas

  • Vendor dan kapasitas produksi terbatas
     
  • Masih perlu pengawalan dalam penerapannya karena tergolong teknologi baru. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com