Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Onduline Gelar Kompetisi Desain Atap Rumah Berhadiah Ribuan Dollar AS

Kompas.com - 15/04/2023, 17:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Onduline Indonesia secara resmi membuka Onduline Green Rood Award (OGRA) 2023 Asia, kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan (sustainable construction).

Kompetisi ini memberikan penghargaan kepada para professional berbakat untuk terus menciptakan inovasi desain atap rumah dalam bidang arsitektur.

Digagas sejak tahun 2013, kini hAajatan dua tahunan ini telah dihelat ke-enam kali sepanjang 10 tahun terakhir. Selama kurun waktu itu telah didapatkan lebih dari 500 karya dan menampilkan belasan juri terkenal dari seluruh Indonesia.

Kompetisi OGRA juga telah menjadi penghargaan desain terpenting di kawasan Asia Tenggara, sehingga tahun 2023 diputuskan untuk membawa sayembara ini ke level kawasan Asia.

Melalui sayembara desain OGRA 2023 Asia, PT Onduline Indonesia yang berkomitmen membangun dunia lebih baik, kembali menantang para profesional arsitektur dan turunannya untuk menciptakan disain atap yang memungkinkan konsumsi energi di rumah menjadi lebih hemat.

Baca juga: Onduline Buka Pabrik Atap Bitumen di Kawasan Industri Pasuruan

Country Director PT Onduline Indonesia Esther Pane mengungkapkan, OGRA 2023 Asia terbuka untuk arsitek perorangan dan proyek, desainer, pengembang properti, pelaksana dan perancang bangunan yang memiliki tekad membuat perubahan besar dan inovatif di dunia desain Asia Pasifik.

“Kami menggelar kompetisi ini untuk menampilkan bakat-bakat terbaik dalam desain dan inovasi, serta menyediakan platform bagi para arsitek dan disainer berbakat agar mereka bisa menampilkan karya dan proyek-proyek yang luar biasa,” ujar Esther, Jumat (14/4/2023).

Mengangkat tema “Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses”, peserta diharuskan memiliki pengalaman minimal 1 tahun di bidang arsitektur, desain interior, dan konstruksi.

Sementara developer, konsultan perencana dan konsultan pelaksana, diharuskan membuat desain atap untuk rumah tinggal yang dikelola dengan strategi berkelanjutan.

Para juri terdiri dari Onduline Asia Pacific Director Olivier Guilly, Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto, Principal Architect Archimetric Ivan Priatman, serta arsitek terkemuka, perencana kota, ahli lingkungan dari Filipina yang juga salah satu dari 48 pahlawan filantropi di dunia menurut Majalah Forbes, Felino 'Jun' Palafox Jr.

Diplotnya tema kompetisi desain atap bangunan hijau (green building) sebagai wujud respon Onduline terhadap isu kualitas ligkungan yang makin merosot akibat sifat manusia yang konsumtif terhadap energi dan kegiatan yang memicu pemanasan global (global warming).

Beberapa kriteria untuk dapat disebut sebagai green building, sekaligus menjadi poin penilaian karya desain antara lain hemat penggunaan air, tata guna lahannya baik, kualitas udara di dalam ruangan (indoor quality), material yang digunakan, termasuk pemakaian energi di dalam rumah.

Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto mengatakan, suka tidak suka, saat ini Indonesia dan seluruh negara di dunia yang cenderung memiliki iklim tropis sudah seharusnya memasuki panggung hemat energi.

Pengembang, arsitek, desainer interior, dan desainer bangunan lainnya diajak bersama-sama untuk mengembangkan bangunan hijau sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan.

“Yang dimaksud dengan hemat energi adalah jumlah energi yang dikonsumsi rumah setara dengan jumlah energi yang dihasilkan dari sumbernya sendiri, baik berupa panel surya maupun sumber energi terbarukan lainnya,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com