Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Sampah yang Tak Dikelola Bisa Memicu "Global Warming"

Kompas.com - 21/02/2023, 11:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan, sampah yang tidak terkelola merupakan salah satu pemicu global warming (pemanasan global).

Maka dari itu, lata Asep, pengelolaan sampah dilakukan dengan merangkul peranan masyarakat menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Pemprov DKI Jakarta terus mempromosikan program Jakarta Sadar Sampah, yang mengajak warga mengurangi, memilah, dan mengolah sampah dari rumah," kata Asep dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Dikatan Asep, sebanyak 50 persen Rukun Warga (RW) di Jakarta telah mengangkut sampah terjadwal, dan 16 persen rumah tangganya atau sekitar 165.000 rumah telah memilah sampah.

Menurutnya, pihak produsen juga memiliki peran untuk turut berkontribusi dengan berbagai upaya dari hulu ke hilir dalam menekan emisi karbon dari sampah.

Ini juga termasuk melalui edukasi dalam mendorong perilaku pilah sampah sejak dari sumber dan mempercepat upaya daur ulang.

Faktanya, tindakan ini dapat membantu memotong emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor persampahan secara signifikan.

Data dari World Resources Institute (WRI) Indonesia menunjukkan, setiap 1 kilogram sampah yang didaur ulang dapat berkontribusi mengurangi emisi GRK sebesar 0,45 kg3.

Mendukung penanganan sampah, PT Unilever Indonesia Tbk menggagas gerakan #GenerasiPilahPlastik sejak tahun 2021 untuk mengajak seluruh masyarakat menjadi generasi lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama plastik.

Baca juga: Smart Drop Box, Inovasi Digital Unilever Kumpulkan Sampah Plastik

Melalui gerakan ini, Unilever Indonesia melakukan rangkaian kegiatan yang mengedukasi masyarakat menjadi konsumen yang lebih bijak dengan cara memilah sampah plastik dan memilih plastik.

Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Maya Tamimi mengatakan, Unilever Indonesia percaya bahwa plastik memiliki tempat tersendiri di dalam rantai ekonomi, tetapi tidak di lingkungan.

"Untuk itu, kami tidak tinggal diam, kami berkomitmen kuat menciptakan lingkungan lebih lestari, termasuk salah satunya mengambil peran dalam hal membantu pengelolaan sampah berkelanjutan yang mengedepankan prinsip ekonomi sirkular," ucap Maya.

Komitmen ini kami tuangkan melalui berbagai upaya, dari hulu ke hilir perjalanan kemasan plastik, mulai dari melahirkan inovasi yang bertanggung jawab dengan skema prinsip less plastic (sedikit plastik), better plastic (plastik lebih baik), dan no plastic (tidak ada plastik).

Adapun upaya yang dilakukan adalah mengumpulkan dan memproses sampah plastik, hingga gencar melakukan berbagai inisiatif dan edukasi dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com