JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap lokasi proyek infrastruktur harus terjaga dan bebas dari genangan air tanah. Apalagi jika proses konstruksi berlangsung saat musim hujan.
Untuk itu, kontraktor proyek perlu menerapkan Dewatering agar hasil konstruksi bisa maksimal dan berjalan sesuai target penyelesaian.
Mengutip informasi dari unggahan akun Instagram resmi Kementerian PUPR, Dewatering merupakan proses pembebasan area konstruksi dari aliran air tanah.
Sehingga area galian proyek tetap kering selama proses konstruksi berlangsung.
Karena Dewatering dapat mengendalikan kestabilan tanah, mencegah penggembungan tanah, perembesan, erosi buluh, dan risiko sand boil.
Baca juga: Perkerasan Aspal dan Beton di Jalan Tol, Apa Bedanya?
Dalam penerapannya, terdapat tiga metode Dewatering sesuai dengan kondisi tanahnya. Berikut selengkapnya:
Prinsip kerja:
Menurunkan muka air sebelum melakukan pekerjaan penggalian.
Aplikasi:
Prinsip kerja:
Mengumpulkan air permukaan dan air rembesan dari bagian tepi galian dengan menggunakan kolektor.
Baca juga: Mengenal Bendung Modular, Teknologi Konstruksi Tanpa Alat Berat
Kolektor berfungsi membuang air keluar dari galian dengan posisi kolektor yang terus mengikuti elevasi galian.
Aplikasi:
Prinsip kerja:
Memotong aliran air tanah dengan dinding pembatas agar area proyek terbebas dari air tanah.
Aplikasi: