Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apersi Optimistis Mampu Bangun 70.000 Rumah Subsidi Tahun Ini

Kompas.com - 11/11/2022, 10:44 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) optimistis dapat membangun 70.000 unit rumah subsidi hingga akhir tahun.

Optimisme ini diutarakan oleh Ketua Umum DPP Apersi Junaidi Abdillah dalam Hari Ulang Tahun (HUT) Apersi ke-24, Kamis (10/11/2022).

"Pekriraan kami bisa bangun sekitar 70.000 unit secara keseluruhan untuk rumah subsidi hingga akhir tahun," terang Junaidi.

Bukan tanpa alasan, optimisme ini muncul kala Apersi telah membangun sekitar 57.000 rumah subsidi yang bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.

Junaidir menuturkan, meski banyak kendala dan hambatan di lapangan, Apersi berkomitmen membantu pemerintah dalam mewujudkan Program Sejuta Rumah (PSR) tahun ini.

Menurut dia, saat ini masih banyak hambatan untuk membangun rumah subsidi yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Karena, kebijakan dan aturan pemerintah yang sering berubah juga menjadi kendala di lapangan, tak terkecuali soal proses perizinan di daerah.

Baca juga: Pilih Beli Rokok atau Rumah Subsidi? Simak Perhitungannya di Sini

Ini ditambah dengan kondisi ekonomi yang saat ini masih belum sepenuhnya pulih Pasca-pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.

Selain itu, aturan pemerintah yang berubah dengan cepat juga menjadi kendala bagi anggota Apersi dalam berkontribusi membangun rumah untuk MBR.

“Banyak sekali aturan yang membuat pengembang merasa kesulitan untuk membangun rumah subsidi di daerah. Karena aturan sama dengan membangun rumah komersial atau rumah mewah,” kata dia.

Ini termasuk dengan masalah Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang berbeda-beda di setiap dan belum memiliki aturan yang jelas.

Karena itu, Pemerintah pusat perlu ada terobosan baru agar sektor rumah MBR ini bisa tercapai.

“Kita juga mengharapkan agar kebijakan kenaikan harga rumah subsidi ini dikeluarkan, karena pengembang saat ini bangun rumah subsidi untuk untuk tetap bertahan. Sebab, margin sangat dikit dan belum lagi harga material yang naik karena harga bahan bakar juga naik,” pungkas Junaidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com