Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Begini Tampilan "Runway Fashion Show" yang Terbuat dari Lumpur

Kompas.com - 15/10/2022, 18:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

Sumber Dezeen

JAKARTA,KOMPAS.com - Runway fashion show atau peragaan busana biasanya identik dengan tampilan yang mewah dan penuh kilau.

Namun apa jadinya bila runway fashion show justru terbuat dari material lumpur dari rawa gambut yang kotor dan bau?

Nuansa unik ini muncul dalam acara fashion show brand fashion ternama Balenciaga yang meluncurkan koleksi Musim Semi dan Musim Panas 2023 di Parc des Expositions de Villepinte, Paris, Perancis, 2 Oktober 2022.

Namun runaway tersebut tak dibuat secara asal karena melibatkan seniman kawakan asal Spanyol, Santiago Sierra.

Baca juga: Banyak Tol Dibangun di Atas Lahan Gambut, Pengamat: Karena Tidak Ada Alternatif Lain

Dikutip dari Dezeen, Santiago memenuhi tempat acara tersebut 275 meter kubik lumpur dalam acara yang berlangsung selama Paris Fashion Week tersebut .

Bekerja sama dengan studio arsitektur Sub, Santiago membuat set runway tersebut seperti lubang lumpur besar, di mana pada bagian tengahnya dibuat lebih landai untuk tempat model berjalan.

Santiago sendiri merupakan seniman terkenal dengan seni pertunjukan dan instalasi yang bertema ketidaksetaraan sosial dan kemiskinan.

Set runway Balenciaga di Paris yang terbuat dari lumpur rawaBalenciaga Set runway Balenciaga di Paris yang terbuat dari lumpur rawa

Pada tahun 2005, ia pernah menciptakan "House in Mud" yang merupakan instalasi di museum seni Kestnergesellschaft di Hanover di mana dua ruangan museum diisi dengan 400 ton lumpur dan gambut.

Tak hanya tampilannya, di dalam runway terdapat aroma khas yang dibuat khusus yang dibuat oleh peneliti dan seniman aroma asal Norwegia, Sissel Tolaas.

Baca juga: Dermaga di China Ini Terinspirasi Karya Seni Abstrak 

Aroma tersebut digambarkan oleh majalah mode ternama, Vogue, sebagai bau dari proses pembusukan.

Setelah runway usai, lumpur rawa gambut di dalam ruangan tersebut akan dikumpulkan oleh pemasoknya, perusahaan hortikultura Florentaise dan digunakan kembali di seluruh proyek lansekap dan hortikultura.

Kehadiran instalasi seni ini merupakan kritik tentang isu-isu topikal, khususnya hak pekerja dan buruh serta menanggapi program bantuan pengangguran pemerintah pada 1930-an yang mengarah pada pembangunan danau buatan di Hannover, Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com