Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sirkuit Sentul Bakal Direvitalisasi, Bagaimana Membuatnya Layak Kembali?

Kompas.com - 15/03/2022, 15:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sentul International Circuit atau Sirkuit Sentul adalah arena balap kendaraan bermotor berstandar internasional pertama yang dimiliki Indonesia.

Terletak di Desa Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sirkuit Sentul menjadi venue pergelaran balap motor kelas utama MotoGP yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia tahun 1996.

Telah lama Sirkuit Sentul tidak digunakan karena kualitas lintasannya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belum lama ini mengabarkan, sirkuit itu akan direnovasi dan direvitalisasi pada Agustus 2022.

“Tahun depan, di sini akan rebound dan didesain ulang menjadi salah satu sirkuit terbaik dunia, West Java International Circuit,” jelas Ridwan Kamil, dilansir dari Antara, Selasa (15/3/2022).

Hal ini divalidasi oleh Komisaris Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto yang mengatakan bahwa perbaikan tersebut telah mendapat pengakuan dari FIA dan FIM dan rencananya menjadi venue balap kendaraan bermotor tahun 2023.

Baca juga: Direvitalisasi, Sirkuit Sentul Bakal Jadi West Java International Circuit

Namun, sebelum direvitalisasi, bagaimana sebenarnya perkerasan lintasan yang diterapkan pada Sirkuit Sentul kala itu?

Terkait hal ini, Kompas.com menghubungi Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal yang pernah menjabat sebagai Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, Purnomo.

Purnomo menjelaskan, sirkuit sepanjang 4,12 kilometer dengan lebar 15 meter tersebut menggunakan perkerasan standar.

Untuk lapisannya, Sirkuit Sentul menggunakan agregat base kelas B setebal 20 sentimeter dan agregat base kelas A 15 sentimeter.

Lapisan selanjutnya adalah Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) setebal 6 sentimeter dan Asphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) dengan penetrasi aspal 60/70 setebal 4 sentimeter.

Baca juga: Selesai Diaspal, Sirkuit Mandalika Dipastikan Sesuai Standar FIM

“Waktu dipakai di tikungan banyak terkelupas karena panas akibat gesekan roda kendaraan. Untuk mengatasinya waktu selesai satu siklus ditanur kapur sehingga aspal mengeras,” jelas Purnomo, Selasa (15/3/2022).

Untuk mengatasi hal tersebut, Purnomo menjelaskan, pada pertandingan berikutnya aspal di tikungan dilapisi frick seal atau aspal yang dicampur dengan lateks dan fiber selulosa dan agregat.

Menurut Purnomo, perbaikan Sirkuit Sentul yang direncanakan perlu melalui recycling di mana lapisan fondasi sirkuit dicampur semen sekitar 3-4 persen.

Selanjutnya, lapisan atas sirkuit kembali di-recycling dengan hot mix dan ditutup dengan Stone Mastic Asphalt (SMA) setebal 4 sentimeter.

“Kondisi sekarang sudah rusak, untuk memperbaikinya menurut saya perlu dilakukan recycling,” tambah Purnomo.

Baca juga: Diresmikan, Sirkuit Sang Profesor Siap Akomodasi Pencinta Offroad

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com