Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikejar Tenggat, Bisakah Pengaspalan Ulang Sirkuit Mandalika Rampung Sesuai Target?

Kompas.com - 17/02/2022, 17:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber ITDC


KOMPAS.comSirkuit Mandalika, venue pertandingan balap motor kelas dunia mendapatkan banyak kritik dari pebalap maupun masyarakat umum terkait kualitas pengaspalan yang digunakan.

Pasalnya, Stone Mastic Asphalt (SMA) dengan aspal tipe Performance Grade (PG) 82 yang masih baru itu sudah terkelupas dan tidak mengikat campuran batu atau kerikil dengan kuat.

Menanggapi permasalahan ini, Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sports dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku penyelenggara acara dan pengelola sirkuit telah sepakat untuk melakukan pengaspalan ulang pada sebagian lintasan.

Dikutip dari laman resmi ITDC, Kamis (17/2/2022), selama tes pramusim lalu dua area pembenahan telah diidentifikasi, yakni mulai bagian sebelum tikungan 17 sampai setelah tikungan 5.

“Kami telah berkoordinasi dengan FIM terkait kebutuhan sejumlah pembenahan dan penyempurnaan di main track circuit. Dan FIM telah menerima rencana kerja kami dalam peningkatan kualitas sirkuit tersebut,” jelas Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer dalam keterangannya.

Baca juga: Menilik Kualitas Pengaspalan Sirkuit Mandalika yang Dianggap Sekelas Jalan Perumahan BTN

Pembenahan yang diperlukan akan dilaksanakan minimal tujuh hari sebelum dimulainya Pertamina Grand Prix of Indonesia MotoGP 2022. Artinya, tenggat waktu perbaikan lapisan aspal jatuh pada tanggal 10 Maret 2022.

Dengan kondisi yang dikejar waktu perbaikan, bisakah Sirkuit Mandalika rampung sesuai target?

Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal Purnomo berpendapat, waktu perbaikan yang tersedia masih cukup untuk memberikan kualitas aspal sirkuit yang aman pagi pebalap.

“Cukup. Saya pernah di Sirkuit Sentul itu dua hari bisa, tetapi saya pilih yang tikungan dulu. Tapi pengerjaan paling cepat ya tergantung asphalt mixing plant (AMP),” jelas Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/2/2022).

Perkerasan di sirkuit yang paling kritis adalah tempat untuk start dan tikungan karena kedua lokasi tersebut mengalami kekuatan geser yang sangat besar.

Baca juga: Kata Ahli, Ada Dua Titik Utama Sirkuit Mandalika yang Harus Diperbaiki

Purnomo menjelaskan, hal yang perlu diperhatikan adalah lapisan permukaan yang harus memiliki hasil kasar dan kuat menahan gaya geser tikungan.

Sedangkan dari segi desain, sub base sirkuit harus terdiri dari agregat kelas A setebal 22 sentimeter.

Lalu di atasnya dilapisi dengan Asphalt Teated Base 8 sentimeter ditambah dengan Asphalt Binder 6 sentimeter dan Stone Split atau SMA 4 sentimeter.

Adapun SMA adalah campuran aspal dengan agregat bergradasi senjang sehingga dapat menampung aspal lebih banyak atau sekitar 6,5 persen dan serat selulosa sekitar 0,3 persen.

“Campuran aspal dengan agregat dan serat selulosa ini kalau kualitas batunya bagus akan menghasilkan lapisan permukaan yang kasar dan tidak mengkilap dan mempunyai ketahanan terhadap geser yang bagus,” tambah Purnomo.

Baca juga: Lahan 71, 73, dan 116 di Tikungan 9 Sirkuit Mandalika Berstatus HPL

Akan tetapi, kalau ada batu loncat seperti yang terjadi pada Sirkuit Mandalika, berarti ikatan batu dengan aspal kurang bagus atau karena faktor batu yang diselimuti debu dan lunak.

Purnomo menilai bahwa jika melihat dari segi desain, Sirkuit Mandalika sudah memiliki desain yang sesuai dengan kriteria, hanya saja pelaksanaannya yang kurang memperhatikan kebersihan agregat.

Sehingga solusi cepat dan tepat yang bisa diambil adalah dengan mengeruk aspal sekitar 4-5 sentimeter dari permukaan dan kemudian dilapisi kembali.

Menurut Purnomo, sejatinya sirkuit yang akan dilintasi motor balap hanya perlu mendahulukan bagian tikungan, sedangkan untuk pendahuluan perbaikan tempat start lebih ditujukan untuk lintasan mobil balap.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com