Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2023, 07:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencuci pakaian adalah kegiatan pembersihan rutin yang perlu dilakukan. Akan tetapi, kegiatan mencuci pakaian kerap terganggu karena mesin cuci bau.

Dikutip dari House Digest, Selasa (28/2/2023), banyak di antara kita sering lupa bahwa mesin cuci perlu dirawat dan dibersihkan secara berkala pula. Tanpa perawatan yang tepat, mesin cuci dapat rusak atau bahkan menimbulkan bau aneh.

Pendiri Diamond Appliance Repair of Appleton, Wisconsin, Jim Schmid menjelaskan, bau tidak sedap yang berasal dari mesin cuci dapat disebabkan oleh berbagai masalah, dan penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat.

Baca juga: Simak, Cara Membersihkan Mesin Cuci dengan Sitrun atau Asam Sitrat

Ilustrasi mesin cuci, mesin cuci bukaan depan.FREEPIK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi mesin cuci, mesin cuci bukaan depan.

Berikut beberapa penyebab mesin cuci bau dan cara mengatasinya menurut Schmid.

1. Tabung mesin cuci kotor atau ada tumpukan serat

Salah satu alasan utama mengapa mesin cuci bau adalah karena tidak bersih. Schmid telah mempersempit beberapa penyebab utama.

Bagian dalam mesin cuci dapat menumpuk kotoran, residu deterjen, bakteri, dan jamur seiring waktu jika tidak dibersihkan dan dirawat dengan baik. Kotoran dan residu yang terkumpul dapat menyebabkan bau apek yang biasa terjadi pada mesin cuci yang kotor, papar dia.

Untuk mengatasi masalah ini, dia menyarankan agar Anda membersihkan bagian dalam tabung mesin cucisecara teratur dengan pembersih serbaguna atau cuka yang diencerkan dengan air.

Baca juga: Jangan Asal, Begini Cara Membersihkan Mesin Cuci Pakai Cuka

Cuka adalah pembersih murah dan alami yang dapat membunuh bau pada sumbernya, tanpa merusak bagian dalam mesin cuci.

Schmid juga menyebutkan bahwa penumpukan serat adalah penyebab lain mesin cuci bau. Untuk mengatasi masalah ini, Anda perlu memastikan untuk membersihkan filter serat setelah setiap cucian dimuat untuk menjaga akumulasi serat tetap terkendali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com