Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2021, 20:05 WIB
Abdul Haris Maulana,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk bisa memberi cahaya saat kondisi gelap, hampir seluruh penghuni rumah pasti mengandalkan lampu yang terpasang di plafon.

Ya, lampu merupakan benda wajib yang hampir ada di setiap bangunan yang berfungsi sebagai alat penerangan. Dari masa ke masa, lampu yang digunakan sebagai cahaya buatan terus berkembang dan yang terkini adalah lampu LED. 

Baca juga: Kenapa Lampu Berkedip Tiba-tiba? Kenali Penyebabnya Berikut Ini

Berbicara tentang lampu, kamu perlu berhati-hati dengan peranti yang menghasilkan cahaya ini, khususnya jenis lampu fluorescent atau biasa disebut lampu neon dan lampu pendar.

Mengutip laman Brightside, Minggu (18/7/2021), berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, penggunaan lampu fluorescent menyebabkan masalah penglihatan karena radiasi UV. 

Baca juga: 5 Inspirasi Dekorasi Kamar Tidur dengan Lampu Tumblr

Kisaran cahaya yang aman untuk menghindari paparan sinar ultraviolet (UV) yang berpotensi merusak mata adalah 2000 hingga 3500K. Namun, beberapa lampu neon berada di luar kisaran aman ini.

Pencahayaan lampu neon dapat meningkatkan penyakit mata terkait dengan UV hingga 12 persen. 

Baca juga: 4 Model Lampu yang Bisa Jadi Dekorasi Pencahayaan Ruangan Rumah

Lampu neon dan radiasi ultraviolet

Melansir laman NCBI.NLM.NIH.GOV, lampu neon dalah perangkat pelepasan gas yang menggunakan listrik untuk membangkitkan uap merkuri.

Atom merkuri yang tereksitasi menghasilkan radiasi UV, yang menyebabkan lapisan phosporescent (berpendar) di dalam tabung fluorescent sehingga menghasilkan cahaya tampak. 

Baca juga: 5 Ide Dekorasi Kamar Tidur dengan Lampu Tumblr

Lampu fluorescent yang digunakan di dalam ruangan sering kali berbentuk tabung putih dingin dengan suhu warna sekitar 4000K.

Pencahayaan fluorescent yang beroperasi di atas suhu warna 4000K, yang dikaitkan dengan panjang gelombang kurang dari 380-500 nanometer dalam kisaran UV, berbahaya bagi jaringan mata. 

Baca juga: 6 Jenis Lampu yang Bisa Berikan Kesan Hangat di Kamar Tidur

Radiasi ultraviolet dan penyakit mata

Radiasi UV telah dianggap sebagai penyebab katarak dan pterigium (penyakit mata yang ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata yang bisa mencapai kornea).

Fotoreseptor (alat indra yang menerima rangsang berupa cahaya) di retina rentan terhadap kerusakan oleh cahaya, terutama sinar UV. Kerusakan ini dapat menyebabkan kematian sel dan penyakit. 

Baca juga: Lampu LED, Lebih Terang dan Hemat Listrik

Apakah kamu mengalami sakit kepala dan mata karena duduk di bawah pencahayaan kantor yang terang? Apakah kamu merasa gelisah dikelilingi cahaya terang?

Jika iya, kamu bukanlah satu-satunya. Intensitas dan warna lampu neon dapat merusak sistem saraf, suasana hati, dan kesehatan. 

Baca juga: Sebelum Membeli, Kenali Jenis Lampu untuk Teras

Tak sampai di situ, di dalam setiap lampu neon setidaknya terdapat lima milligram merkuri yang berbentuk uap atau bubuk. Padahal, merkuri merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya. Beberapa milligram saja sudah bisa meracuni metabolisme tubuh manusia.

Dengan mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan bagi kesehatan, khususnya bagian mata, pertimbangkan lagi jika kamu masih bertahan untuk menggunakan lampu neon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com