Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

MANAMA, KOMPAS.com - Liga Arab menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza dan diakhirinya pengungsian paksa di wilayah Palestina pada akhir KTT di Bahrain, Kamis (16/5/2024).

“Kami menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, penghentian semua upaya pengungsian paksa, diakhirinya segala bentuk pengepungan dan memungkinkan akses penuh dan berkelanjutan terhadap bantuan,” kata blok beranggotakan 22 negara itu dalam sebuah pernyataan.

Di samping itu, lewat "Deklarai Manama", negara-negara Liga Arab bersepakat menyerukan perlindungan internasional dan penempatan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah Palestina yang diduduki hingga solusi dua negara diimplementasikan.

Baca juga: Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Deklarasi tersebut juga menyerukan semua faksi Palestina untuk bergabung di bawah payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang didominasi oleh saingan politik Hamas, yakni gerakan Fatah.

Liga Arab menambahkan bahwa mereka menganggap PLO sebagai satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina.

Berbicara di pertemuan puncak tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan perang Gaza sebagai luka terbuka yang mengancam akan menginfeksi seluruh wilayah. 

Dia juga menyerukan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat.

“Satu-satunya cara permanen untuk mengakhiri siklus kekerasan dan ketidakstabilan adalah melalui solusi dua negara," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Menanggapi seruan untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian, Juru bicara PBB mengatakan, pembentukan misi apa pun akan bergantung pada mandat dari Dewan Keamanan dan penerimaan pihak-pihak yang hadir di PBB.

Baca juga:

• Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza
• 5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tank-nya Sendiri di Gaza Utara
• Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

“Ini adalah sesuatu yang perlu ditetapkan dan itu bukan hal yang kita anggap remeh," ucap Wakil Juru Bicara PBB.