JALUR GAZA, KOMPAS.com - PBB pada Selasa (23/4/2024) menyerukan penyelidikan internasional terhadap temuan kuburan massal di dua rumah sakit Gaza yang dihancurkan dalam pengepungan Israel.
Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengatakan kejahatan perang mungkin telah dilakukan di sana.
Kepala Urusan HAM PBB Volker Turk mengaku "merasa ngeri" dengan penghancuran rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa di Kota Gaza, dan rumah sakit terbesar kedua, Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.
Baca juga: Ketegangan Berkobar di Beberapa Kampus AS akibat Protes Perang Gaza
Sebelumnya, pada Senin (22/4/2024), Badan Pertahanan Sipil Palestina mengatakan, petugas kesehatan telah menemukan lebih dari 200 mayat yang terbunuh dan dikuburkan di RS Nasser, yang dikepung oleh pasukan Israel bulan lalu.
Pada awal April, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bahwa Al-Shifa telah dihancurkan oleh pengepungan Israel, menyisakan "cangkang kosong" yang berisi banyak mayat.
Kantor hak asasi manusia PBB pada Selasa menuntut investigasi yang independen, efektif, dan transparan atas kematian tersebut.
"Mengingat iklim impunitas yang ada, hal ini harus melibatkan para penyelidik internasional," jelas Volker Turk, dalam sebuah pernyataan.
Rumah sakit padahal adalah fasilitas yang dilindungi oleh hukum internasional.
Namun, RS telah berulang kali menjadi sasaran pengeboman Israel selama lebih dari enam bulan perang di Gaza.
Israel menuduh kelompok militan Palestina Hamas menggunakan fasilitas medis Gaza sebagai pusat komando dan menahan para sandera yang diculik selama serangannya ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Hamas telah membantah klaim tersebut.
Baca juga: Pria Gaza Ubah Parasut Bantuan Jadi Tempat Berlindung
Turk menegaskan, rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan yang sangat khusus di bawah hukum kemanusiaan internasional.
"Dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan dan orang lain yang sedang bertempur adalah kejahatan perang," jelasnya, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.
Kantor hak asasi manusia PBB mengaku sementara tidak memiliki akses terhadap informasi independen tentang apa yang telah terjadi di kedua rumah sakit tersebut.
Namun, juru bicara Ravina Shamdasani memastikan, upaya-upaya sedang dilakukan untuk menguatkan laporan dan rincian yang diberikan oleh pihak berwenang Gaza.