Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Iran ke Israel Bisa Berdampak ke Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 18/04/2024, 13:22 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

xTEHERAN, KOMPAS.com - Serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) sempat memicu kekhawatiran peningkatan ketegangan di kawasan Timur Tengah, yang dapat melambungkan harga minyak dunia. Apa dampaknya untuk perekonomian Indonesia?

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, mengatakan bahwa pertikaian ini tak akan berdampak besar karena ketegangan bakal berangsur turun.

“Dampak (situasi) ketidakpastian (di tengah konflik) yang bisa kita rasakan secara langsung adalah harga minyak dunia, tapi ini tidak akan berlangsung lama,” ujar Fithra kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Kata Rakyat Iran soal Serangan ke Israel...

Senada, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Poppy Sulistyaning Winanti, juga melihat dampak ekonomi baru akan terlihat secara signifikan jika Israel memutuskan untuk menyerang balik Iran.

Meski demikian, Fithra dan Poppy tak menutup kemungkinan situasi dapat berubah drastis jika Israel tiba-tiba memutuskan menggempur Iran. Jika terjadi, perekonomian Indonesia akan terkena imbasnya.

Mengapa situasi berangsur membaik?

Sejak awal, para pengamat memprediksi ketegangan tak akan meningkat terlalu tajam karena Iran sudah memberitahu Israel dan sekutunya, Amerika Serikat, bahwa mereka akan melakukan serangan.

Alhasil, Israel sudah lebih siap menghadapi serangan. AS, Inggris, Perancis, dan Yordania pun langsung membantu menghalau lebih dari 300 drone dan rudal yang ditembakkan Iran ke Israel.

Beberapa pengamat menganggap Iran sudah memperhitungkan agar serangan ini tak berdampak terlalu signifikan.

Menurut mereka, Iran hanya ingin “menyelamatkan muka” setelah Israel menyerang kantor konsulat mereka di Suriah pada 1 April.

“Tujuannya adalah untuk menunjukkan kapabilitas mereka, tapi tak menyebabkan peningkatan ketegangan,” ujar pengamat yang pernah menjadi penasihat kebijakan luar negeri beberapa perdana menteri Inggris, Tom Fletcher, kepada BBC.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, menganggap saat ini para pihak yang ada di pusaran konflik tersebut memahami bahwa mereka terjebak di situasi “Mexican standoff”.

Istilah itu biasa dipakai untuk merujuk pada situasi ketika para pihak yang terlibat dalam satu konflik mengetahui posisi mereka sama-sama kuat dan saling terancam.

Baca juga: Parade Militer, Iran Rayakan Kesuksesan Serang Israel

Dalam kondisi seperti ini, tak ada strategi yang bisa membuat salah satu pihak menang. Jika satu saja dari mereka menyerang, bisa jadi bumerang untuk diri sendiri dan memicu konflik lebih besar.

“Mereka sebenarnya sudah saling tahu bahwa di belakang Iran ada Rusia dan China. Iran juga tahu bahwa di belakang Israel ada Amerika Serikat dan NATO,” tutur Fithra.

Poppy Sulistyaning Winanti juga menganggap kecil kemungkinan Israel menyerang balik, apalagi Iran diduga memiliki senjata nuklir.

“Dari kacamata hubungan internasional, kepemilikan senjata nuklir itu menjadi sesuatu yang penting dalam mencegah pihak lain untuk melakukan balasan atas tindakan mereka,” ucapnya.

Iran sudah berjanji tak akan melakukan serangan lagi selama Israel tidak macam-macam.

Israel sendiri masih mempertimbangkan bakal melakukan serangan balasan atau tidak—walau AS sudah mewanti-wanti agar mereka tak akan ikut menyerang Iran demi menghindari konflik lebih jauh.

Sikap Israel yang belum jelas ini menimbulkan ketidakpastian di kawasan, baik secara politik maupun ekonomi. Menurut Fithra, ketidakpastian ini yang dapat berdampak pada perekonomian Indonesia, walau tak signifikan.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com