TEKANAN geopolitik global menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Konstelasi politik dan ekonomi yang kompleks di berbagai belahan dunia telah menciptakan ketidakpastian signifikan, yang berdampak langsung pada aktivitas ekonomi dan investasi.
Ketika terjadi konflik antara kekuatan besar, atau di wilayah yang kaya akan sumber daya alam, maka harga komoditas seperti minyak dapat mengalami lonjakan tajam.
Hal ini dapat berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas tersebut, termasuk Indonesia sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Sebutlah kenaikan harga minyak pada perdagangan Selasa (19/3/2024), di mana hal ini mencerminkan kompleksitas konstelasi geopolitik global.
Konstelasi ini ditandai persaingan antara kekuatan besar, ketegangan regional, konflik berskala kecil, dan dinamika politik yang terus berubah di berbagai belahan dunia.
Salah satu aspek utama dari konstelasi geopolitik global saat ini adalah rivalitas antara kekuatan besar, terutama antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia. Persaingan ini mencakup berbagai bidang, mulai dari ekonomi dan perdagangan hingga teknologi dan keamanan.
Tindakan dan kebijakan dari negara-negara ini dapat secara langsung memengaruhi stabilitas ekonomi dan politik global, termasuk harga dan ketersediaan minyak.
Hari-hari ini adanya kenaikan harga minyak di pasar global, antara lain memang dipicu ketegangan geopolitik. Hal ini merupakan fenomena yang menggambarkan hubungan kompleks antara politik dan ekonomi dalam pasar komoditas global.
Ketika terjadi konflik atau ketegangan antara negara-negara, terutama di wilayah produsen minyak utama, pasar minyak dapat menjadi sangat rentan terhadap fluktuasi harga yang tajam.
Dalam konteks ini, kenaikan harga minyak menjadi cerminan dari ketidakpastian politik yang merembes ke pasar komoditas.
Dampak langsung dari ketegangan geopolitik terhadap pasar minyak adalah peningkatan risiko bagi pelaku pasar dan investor.
Ketidakpastian politik dapat menciptakan gangguan dalam pasokan minyak, baik melalui gangguan produksi atau infrastruktur, maupun melalui ancaman terhadap jalur distribusi minyak.
Sebagai respons, pasar akan bereaksi dengan meningkatkan premi risiko, yang tercermin dalam kenaikan harga minyak.
Lebih dari sekadar memengaruhi harga minyak, ketegangan geopolitik juga dapat memiliki dampak lebih luas terhadap perekonomian global.
Kenaikan harga minyak dapat menyebabkan biaya produksi lebih tinggi bagi perusahaan, yang kemudian dapat mengurangi profitabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, konsumen juga akan merasakan dampaknya melalui harga-harga yang lebih tinggi untuk berbagai produk dan layanan yang menggunakan minyak sebagai bahan baku atau energi.
Ketegangan geopolitik juga dapat memengaruhi keputusan investasi. Investor cenderung menjadi lebih hati-hati dan konservatif dalam mengalokasikan modal mereka ketika ada ketidakpastian politik yang tinggi.