TULA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (2/2/2024) mengatakan, negaranya membuka 520.000 lowongan pekerjaan untuk memenuhi permintaan yang melonjak di medan perang.
Kremlin mengerahkan sumber daya sangat besar dalam invasi ke Ukraina, dan sektor pertahanan menyumbang mayoritas pertumbuhan ekonomi di negara yang terkena sanksi dari berbagai negara itu.
“Dalam satu setengah tahun terakhir saja, 520.000 lapangan kerja baru dibuka di bidang pertahanan,” kata Putin dalam forum politik dengan para pekerja sektor pertahanan di Kota Tula, Rusia barat.
Baca juga: Boris Nadezhdin Oposisi Putin Daftar Pilpres Rusia 2024, Janji Akhiri Perang di Ukraina
“Agar sukses di medan perang saat ini, kita perlu bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap apa yang terjadi di sana,” lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.
“Jadi siapa yang melakukan semuanya lebih cepat, dialah pemenangnya,” katanya.
Setelah berbulan-bulan Rusia dan Ukraina tak menciptakan kemajuan di medan perang, Moskwa mengerahkan lebih banyak orang dan meningkatkan produksi senjata.
Tahun lalu, Pemerintah Rusia mengumumkan rencana kenaikan anggatan militer besar-besaran sebanyak 68 persen, melebihi total anggaran pendidikan, perlindungan lingkungan, dan kesehatan.
Baca juga:
Peningkatan dana itu memicu tingginya permintaan dalam perekonomian Rusia, menarik pekerja dari industri sipil yang sudah kekurangan tenaga kerja, dan menyebabkan inflasi.
Sejak perang pecah di Ukraina hampir dua tahun lalu, angka pengangguran di Rusia turun ke rekor terendah, sedangkan beberapa sektor non-pertahanan melaporkan kekurangan tenaga kerja yang parah.
Baca juga: Putin Resmi Terdaftar sebagai Capres Rusia, Siapa Lawannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.