Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Petani Mulai Blokade Jalan Raya di Paris...

Kompas.com - 29/01/2024, 21:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Para petani Perancis mulai memblokade jalan raya utama di seputar ibu kota Paris pada Senin (29/1/2024).

Mereka mengancam akan memblokade ibu kota dalam kebuntuan yang semakin intensif dengan pemerintah terkait kondisi kerja.

Dalam beberapa minggu terakhir telah terjadi banyak protes di negara penghasil pertanian terbesar di Uni Eropa ini oleh para petani.

Baca juga: Petani Thailand Lebih Memilih Merantau ke Israel meskipun Konflik Memanas

Para petani marah atas pendapatan, birokrasi, dan kebijakan lingkungan yang mereka katakan telah merusak kemampuan mereka untuk bersaing dengan negara-negara yang tidak terlalu ketat.

AFP melaporkan, para petani yang memprotes mulai memblokade jalan raya pada pukul 14.00 waktu setempat (pukul 20.00 WIB), dimulai dengan A13 di sebelah barat ibu kota, dan A4 di sebelah timur.

Para petani mengatakan, tujuan mereka adalah mendirikan delapan titik kemacetan di jalan-jalan utama menuju Paris.

"Kami butuh jawaban," kata Karine Duc, seorang petani di bagian barat daya Lot-et-Garonne, saat ia bergabung dengan konvoi traktor menuju Paris.

"Ini adalah pertempuran terakhir untuk pertanian. Ini adalah masalah bertahan hidup," katanya kepada AFP.

Sebuah spanduk di sebuah traktor dalam konvoi itu bertuliskan, "Kami tidak akan mati dalam kesunyian."

Baca juga: Apa Penyebab Makin Banyak Petani Eropa Berdemonstrasi di Jalanan?

15.000 polisi dikerahkan

Sebagai tanggapan, pemerintah memerintahkan pengerahan 15.000 polisi dan gendarme.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin mengatakan kepada pasukan keamanan untuk menahan diri. Namun, ia juga memperingatkan para petani untuk tidak mengganggu tempat-tempat strategis.

"Kami tidak akan membiarkan gedung-gedung pemerintah atau kantor pajak atau supermarket dirusak atau truk-truk yang mengangkut produk-produk asing dihentikan. Jelas, hal itu tidak dapat diterima," katanya.

Darmanin menyebutkan bahwa protes-protes tersebut juga tidak boleh memengaruhi bandara Charles de Gaulle dan Orly di Paris, atau pasar grosir internasional Rungis di sebelah selatan kota.

Kendaraan polisi lapis baja dikerahkan ke Rungis pada Senin setelah beberapa petani mengancam untuk "mendudukinya".

Darmanin mengatakan, polisi dan gendarme juga diperintahkan untuk mencegah masuknya massa ke dalam kota Paris, 

Pemerintah telah berusaha menjaga agar ketidakpuasan di kalangan petani tidak menyebar menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni yang dipandang sebagai ujian utama bagi pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Baca juga: Usai Sopir Truk, Kini Giliran Petani Polandia yang Protes ke Ukraina

Macron dilaporkan telah mengadakan pertemuan dengan beberapa menteri pada Senin sore untuk membahas situasi ini.

Dalam sebuah kunjungan ke sebuah peternakan pada Minggu (28/1/2024), Perdana Menteri Perancis Gabriel Attal berusaha lagi untuk mengatasi kekhawatiran para petani, setelah serangkaian konsesi yang diumumkan pada Jumat (26/1/2024) gagal meredakan krisis.

"Saya ingin kita mengklarifikasi berbagai hal dan melihat langkah-langkah tambahan apa yang dapat kita ambil," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com