Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tomat Meroket, Petani India Hasilkan Rp 549 Juta Tiap Bulan

Kompas.com - 23/07/2023, 20:05 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Petani India Ishwar Gaykar (36) telah menghadapi keputusan yang sulit.

Dia harus membuang sejumlah besar tomat yang telah dipanen pada bulan Mei tahun ini karena harga yang rendah.

Tidak terpengaruh oleh keadaan tersebut, ia terus menunjukkan tekad yang teguh dan bekerja tanpa kenal lelah di lahan pertanian seluas 12 hektar untuk membudidayakan tomat.

Baca juga: Pasokan Langka, McDonalds India Tak Pakai Tomat dalam Burger

Dilansir dari Khaleej Times, ini terjadi di tengah meroketnya harga tomat, kerja keras Gaykar telah membuahkan hasil yang luar biasa.

Dia lantas menjadi seorang jutawan setelah mengeklaim telah mendapatkan 30 juta rupee atau Rp 549 juta melalui penjualan hasil panennya antara tanggal 11 Juni dan 18 Juli.

aykar mengatakan bahwa selama periode tersebut, ia menjual 18,000 peti tomat (setiap peti terdiri dari 20 kg tomat) di Komite Pasar Hasil Pertanian (APMC) di Narayangaon, Junnar tehsil dengan harga 30 juta rupee.

Ia menargetkan untuk mendapatkan 5 juta rupee lagi dengan menjual sisa hasil panennya, yang berjumlah sekitar 4.000 peti.

Total biaya input budidaya, termasuk transportasi, adalah 4 juta rupee, katanya.

Baca juga: Hilang 24 Hari di Laut, Pria Ini Selamat dengan Makan Saus Tomat

"Saya memiliki pertanian seluas 18 hektar di mana saya membudidayakan tomat di lahan seluas 12 hektar. Saya telah menjual 18,000 peti sejak 11 Juni dan sejauh ini telah menghasilkan 30 juta rupee," kata Gaykar.

Pada tanggal 11 Juni, ia mendapatkan harga 770 rupee per peti (37 hingga 38 rupee per kg), dan pada tanggal 18 Juli, ia menjual tomat dengan harga Rs 2.200 per peti (110 rupee per kg).

Gaykar, yang kini senang mendapatkan keuntungan besar dari hasil panennya, mengenang bagaimana ia harus membuang sejumlah besar tomat yang dipanen hanya dua bulan yang lalu karena harga yang rendah.

"Ini adalah saat-saat terbaik bagi para petani tomat, tetapi kami juga pernah mengalami masa-masa terburuk. Pada bulan Mei, saya menanam tomat di lahan seluas satu hektar, tetapi harus membuang hasil panen dalam jumlah besar karena harganya sangat rendah. Saya membuang hasil panen karena harga per peti hanya 50 rupee, yang berarti 2,50 rupee per kg," katanya.

Gaykar juga mengatakan bahwa pada tahun 2021, ia mengalami kerugian senilai 1,5 juta hingga 1,6 juta rupee dan tahun lalu ia juga hanya mendapatkan margin keuntungan yang tipis.

"Ketika saya melempar tomat pada bulan Mei tahun ini, hasil panen di lahan seluas 12 hektar ini sedang dalam proses penanaman. Tidak terpengaruh oleh kemunduran tersebut, saya tetap mempertahankan ketahanan dan komitmen saya terhadap pertanian dan terus mengeluarkan biaya untuk budidaya tomat," katanya.

Baca juga: Mengungkap Sosok di Balik Situs Porno yang Jual Video Pelecehan Seksual Perempuan di Transportasi Umum Asia

"Saya merawat hasil panen dengan baik bahkan di bulan Mei yang terik. Karena suhu yang tinggi, budidaya tomat di daerah lain terpukul, tetapi petani seperti saya diuntungkan karena kami terus bekerja keras," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com