Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandera Asal Israel yang Ditembak Tentara Sendiri padahal Sudah Kibarkan Bendera Putih

Kompas.com - 16/12/2023, 21:20 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Tiga sandera asal Israel yang dibunuh oleh tentara sendiri di Gaza ditembak bahkan ketika mereka membawa bendera putih dan berteriak minta tolong dalam bahasa Ibrani.

Israel berduka atas kematian Yotam Haim, Alon Shamriz, dan Samer El-Talalqa, yang terbunuh di lingkungan Kota Gaza pada Jumat (15/12/2023) ketika tentara salah mengira mereka sebagai ancaman.

Pembunuhan ketiga sandera yang semuanya masih berusia dua puluhan tahun itu telah memicu protes di Tel Aviv.

Baca juga: Salah Sasaran, IDF Justru Tembak 3 Sandera Asal Israel di Gaza

Pada Sabtu (16/12/2023), seorang pejabat Militer Israel merinci temuan penyelidikan awal yang sedang berlangsung atas kematian ketiga sandera dalam pengarahan virtual kepada wartawan.

"Ketiganya muncul puluhan meter dari salah satu posisi pasukan kami. Semuanya tanpa baju dan ada tongkat yang ada kain putihnya di atasnya,” ujarnya tanpa mau disebutkan namanya, dikutip dari AFP.

Dikatakan oleh pejabat itu, bahwa seorang tentara melihat mereka dan merasa terancam. Setelah itu, tentara melepaskan tembakan.

"Dia menyatakan bahwa mereka teroris. Mereka (tentara) melepaskan tembakan. Dua orang tewas seketika, satu orang terluka dan berlari kembali ke dalam gedung," ucap pejabat Militer Israel itu.

Pejabat tersebut mengatakan, tentara mengaku telah mendengar teriakan minta tolong dalam bahasa Ibrani.

“Komandan batalion segera mengeluarkan perintah gencatan senjata. Namun sekali lagi, terjadi lagi tembakan ke arah orang ketiga dan dia juga tewas,” kata pejabat tersebut.

Dia menambahkan bahwa ada kemungkinan para sandera telah ditinggalkan oleh Hamas atau sedang melarikan diri.

Baca juga: Pembebasan Sandera Masih Berjalan, Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata

Dia juga menyebut, bahwa beberapa ratus meter jauhnya, ada sebuah bangunan dengan tanda SOS di atasnya. Tentara sedang menyelidiki apakah ada hubungan antara bangunan tersebut dan para sandera.

Pejabat militer mengatakan pembunuhan itu bertentangan dengan aturan keterlibatan mereka.

Dia menyebutnya sebagai peristiwa yang “tragis” dan “hari yang sangat berat”.

Namun, pejabat itu mengatakan, ketika itu terjadi pertempuran sengit di wilayah tersebut dan pasukan berada di bawah tekanan yang kuat.

"Para pejuang Hamas, mereka bergerak dengan pakaian sipil. Mereka mengenakan sepatu kets dan celana jins. Dan ada banyak penyergapan di sana," klaim pejabat itu.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com