COLOMBO, KOMPAS.com - Belanda mengembalikan enam artefak termasuk meriam, pedang upacara, dan dua senjata yang diambil dari Sri Lanka lebih dari 250 tahun yang lalu pada Selasa (5/12/2023).
Ini dilakukan sebagai bagian dari upaya negara bekas penjajah tersebut untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.
Sri Lanka meminta Belanda untuk mengembalikan artefak-artefak tersebut setelah pemerintah Belanda menyetujui restitusi benda-benda bersejarah pada tahun 2021.
Baca juga: Selain China, Kasus Pneumonia Anak Juga Menyebar di Belanda dan Denmark
Dilansir dari CNA, artefak-artefak tersebut diambil pada tahun 1765 dari Kandy, kerajaan terakhir Sri Lanka kuno, ketika Belanda mengepung istana, demikian pernyataan dari kedutaan besar Belanda.
"Benda-benda tersebut secara tidak benar dibawa ke Belanda selama masa penjajahan, diperoleh dengan paksaan atau penjarahan," tambah pernyataan tersebut.
Sri Lanka berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Belanda karena telah mengembalikan artefak tersebut, kata Menteri Urusan Agama dan Kebudayaan Buddhasasana Vidura Wickramanayake.
"Masih banyak lagi yang akan datang. Tidak hanya dari Belanda tetapi juga dari negara lain seperti Inggris. Jadi kami telah memulai negosiasi dan saya harap mereka akan segera membuahkan hasil," katanya.
Artefak-artefak tersebut sekarang akan disimpan di Museum Nasional di Kolombo dan lebih banyak lagi yang akan datang.
"Benda-benda ini mewakili nilai budaya dan sejarah yang penting dan mereka kembali ke Sri Lanka di mana mereka dapat dilihat oleh masyarakat Sri Lanka," kata Dewi Van de Weerd, Duta Besar untuk Kerjasama Budaya Internasional.
"Nilai dari pengembalian benda-benda ini sangat penting karena ini adalah tentang mengatasi ketidakadilan sejarah," tambahnya.
Baca juga: Walau Kurang Dukungan, Politisi Belanda Anti-Islam Geert Wilders Bersumpah Akan Jadi Perdana Menteri
Belanda juga telah mengembalikan lebih dari 300 artefak ke Indonesia pada awal tahun ini, menurut pemerintahnya.
Pengembalian artefak ke negara-negara bekas jajahan merupakan isu yang sudah berlangsung lama dan sering kali sensitif.
Perselisihan antara Inggris dan Yunani mengenai kepemilikan Patung Parthenon, yang dikenal sebagai kelereng Elgin, meningkat bulan lalu, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain atas pembatalan pertemuan yang direncanakan antara kedua pemimpin mereka.
Baca juga: Geert Wilders, Politisi Anti-Islam dan Anti-Uni Eropa, Berpotensi Jadi Perdana Menteri Belanda
Yunani telah berulang kali meminta British Museum untuk mengembalikan secara permanen patung-patung berusia 2.500 tahun yang dipindahkan oleh diplomat Inggris Lord Elgin dari kuil Parthenon di Athena pada tahun 1806, pada saat Yunani berada di bawah kekuasaan Turki Utsmani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.