Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argoland "Ditemukan", Benua yang Jadi Kunci Asal-usul Keanekaragaman Fauna Indonesia

Kompas.com - 13/11/2023, 11:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

UTRECHT, KOMPAS.com - Salah satu misteri terbesar di dunia geologi akhirnya terpecahkan: apa yang terjadi pada Argoland, benua yang menjadi kunci untuk menjelaskan asal-usul keanekaragaman fauna Indonesia.

Para ahli geologi dari Universitas Utrecht di Belanda mengumumkan bahwa mereka telah menemukan “benua hilang" yang selama ini membuat bingung komunitas ilmuwan.

Argoland merupakan daratan sangat luas, dengan panjang sekitar 5.000 kilometer, yang memisahkan diri dari Australia barat, ketika jadi bagian dari benua super yang dinamakan Gondwana.

Baca juga: Diaspora RI di Singapura Gelar Amazing Indonesia di KBRI

 

Benua super itu terdiri dari Amerika Selatan, Afrika, India, dan Antartika.

Bahkan, benua hilang itu dipercaya mengandung kunci untuk mengerti mengapa terdapat “garis Wallace", garis imajiner yang memisahkan antara hewan-hewan Indonesia dan Australia.

Meskipun cukup mudah untuk memahami bagaimana benua-benua lain yang sebelumnya bersatu dalam Gondwana bisa terpisah, jika Anda melihat Afrika dan Amerika Selatan, keduanya sangat cocok jika dipadukan satu sama lain.

Oleh karena itu, penting untuk menemukan sebidang tanah yang cocok dengan Australia.

Ahli-ahli geologi asal Belanda, yang dipimpin oleh Eldert Advokaat, berhasil memecahkan misteri itu.

Mereka menemukan bahwa ternyata tidak ada benua besar yang disebut Argoland karena setelah terpisah dari Australia, tanah itu pecah lagi hingga menjadi negara kepulauan.

Salah satu bongkahannya tenggelam dan kini berada di bawah Asia Tenggara, dalam bentuk lempeng samudra.

Peta yang menunjukkan bagaimana Argoland memisahkan diri.ADVOKAAT AND VAN HINSBERGEN via BBC News Indonesia Peta yang menunjukkan bagaimana Argoland memisahkan diri.

Meskipun demikian, ada juga bagian dari benua misterius itu yang “berada di bawah hutan-hutan hijau Indonesia dan Myanmar” menurut riset yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Gondwana Research.

Baca juga: Zealandia, Benua yang Hilang di Pasifik, Kini Dipetakan

Bagaimana Argoland ditemukan?

Tim berisi ilmuwan menguji coba beberapa model komputer berbeda selama tujuh tahun agar dapat menemukan letak Argoland.

“Kami benar-benar berhadapan dengan pulau-pulau penuh informasi, sehingga investigasi ini memakan waktu sangat lama,” kata Advokaat dalam keterangan pers.

“Argoland terpecah lagi menjadi beberapa serpihan. Itu menghambat proses kami dalam melacak perjalanan benua itu,” ungkapnya.

Ketika mereka menyadari Argoland bukanlah sebuah benua besar yang utuh, tetapi telah berubah menjadi sejumlah pulau-pulau kecil yang terpisah oleh lautan, Advokaat dan rekan ahli geologi dari Universitas Utrecht, Douwe van Hinsbergen, menentukan misi baru: mengidentifikasi masing-masing sektor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com