Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Sebagian Besar Korban Gempa Afghanistan adalah Perempuan dan Anak-anak

Kompas.com - 10/10/2023, 10:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com - Dr Alaa AbouZeid, Kepala tanggap darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Afghanistan pada Senin (9/10/2023) menyebut, perempuan dan anak-anak adalah dua pertiga dari korban gempa Afghanistan yang harus dirawat di rumah sakit karena luka parah.

Pemerintah Taliban mengatakan setidaknya 2.400 orang tewas dan lebih dari 2.000 lainnya terluka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu (7/10/2023).

Angka itu menempatkan gempa Afghanistan kali ini menjadi salah satu yang paling mematikan di dunia tahun ini, setelah gempa bumi di Turkiye dan Suriah yang menewaskan sekitar 50.000 orang.

Baca juga: UPDATE Gempa Afghanistan, 2.445 Orang Tewas, 1.320 Rumah Rusak atau Hancur

 

"Gempa terjadi sekitar pukul 11.00, ketika para pria sedang berada di luar rumah, sehingga sebagian besar dari mereka yang terluka dan meninggal dunia adalah perempuan dan anak-anak yang saat itu berada di dalam rumah," ujar Dr Alaa AbouZeid kepada Reuters dalam sebuah wawancara video.

"Dua pertiga dari mereka yang terluka parah dan dirawat di rumah sakit (di wilayah Herat) yang saya lihat kemarin adalah anak-anak dan perempuan," tambahnya.

Ia juga memperingatkan bahwa pembiayaan operasi kemanusiaan tetap menjadi hal yang kritis, dengan perhatian dan pendanaan global yang beralih dari Afghanistan.

AbouZeid mengatakan bahwa sangat menyedihkan melihat jumlah anak-anak yang berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.

"Saya telah melihat seorang anak berusia sekitar 3-4 bulan dengan trauma di kepala, akibat gempa bumi," katanya.

Dia menjelaskan, trauma kepala dapat menyebabkan efek melemahkan atau kecacatan jangka panjang.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Afghanistan Naik 2 Kali Lipat, Lampaui 2.000 Orang

AbouZeid memastikan, tim tanggap darurat WHO menanggapi dampak gempa Afghanistan dengan serius.

Meskipun tim tanggap darurat telah menyelamatkan banyak nyawa, dia menuturkan, rumah sakit harus lebih siap untuk menangani lebih banyak korban dan situasi serupa di masa depan.

Sistem perawatan kesehatan Afghanistan, yang sebagian besar bergantung pada bantuan asing, telah menghadapi pemotongan yang melumpuhkan dalam dua tahun sejak Taliban mengambil alih dan banyak bantuan internasional.

Kantor kemanusiaan PBB telah mengumumkan bantuan senilai 5 juta dollar AS untuk tanggap darurat gempa, namun bantuan materiil yang segera datang hanya berasal dari beberapa negara saja.

"Berita-berita teralihkan ke apa yang terjadi di Timur Tengah (perang Hamas-Israel) selama dua hari terakhir dan hanya ada sedikit perhatian terhadap krisis yang ada di Afghanistan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com