Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hun Manet Anak Hun Sen Jadi PM Baru Kamboja, Barat Kecam Hasil Pemilu

Kompas.com - 07/08/2023, 17:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Hun Sen, yang telah memerintah Kamboja selama hampir empat dekade, menyerahkan tongkat estafet kepada putra sulungnya Hun Manet. Keputusan ini terjadi setelah Partai Rakyat Kamboja menang telak dalam pemilu Kamboja.

Pada Senin (7/8/2023), Raja Kamboja Norodom Sihamoni mengeluarkan titah kerajaan yang berisi bahwa Raja "menunjuk Dr Hun Manet sebagai Perdana Menteri dari Kerajaan Kamboja untuk mandat ke-7 parlemen."

Hanya saja, untuk resmi menjadi pemimpin Kamboja, Hun Manet dan kabinet barunya harus memenangkan pemungutan suara di parlemen yang bakal dilangsungkan pada 22 Agustus mendatang.

Baca juga: PM Kamboja Akan Mundur, Jabatan Diserahkan ke Putranya

Sebelumnya, Hun Sen, Perdana Menteri terlama Kamboja, mengumumkan bahwa ia mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada putra sulungnya, Hun Manet. Pengumuman itu menyusul kemenangan Parta Rakyat Kamboja, CPP, dalam pemilu pada Juli lalu.

Hun Sen juga memperingatkan jika nyawa Hun Manet dalam keadaan bahaya, dia tak akan segan untuk kembali memerintah sebagai perdana menteri.

Meskipun Hun Manet telah dipersiapkan bertahun-tahun, putra tertua Hun Sen ini masih belum teruji di arena politik, kata para analis.

Kemudian, kecil harapan kalau Hun Manet bakal lebih liberal dibanding ayahnya, terlepas dia sempat mengenyam pendidikan di Inggris dan Amerika Serikat.

Sebagai anggota permanen dari partai petahana, dia pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Bersenjata sejak tahun 2018.

Barat kecam pemilu Kamboja

Badan Pemilihan Kamboja melaporkan hasil akhir pemilihan umum yang diselenggarakan pada Juli lalu. Pemilu itu memenangkan partai petahana yang sudah lama berkuasa sekaligus partai dari mantan Perdana Menteri Hun Sen.

Dalam sebuah pengumuman di televisi dan sosial media milik negara pada hari Sabtu (05/08), Komite Pemilihan Nasional Kamboja menyebut partai Hun Sen memenangkan 120 kursi dari 125 jatah yang dipertarungkan dalam pemilu.

Partai Rakyat Kamboja (Cambodian People's Party/CCP) meraup setidaknya 6.398.311 suara dari total 8,2 juta pemilih. Sementara, Partai Fucinpec memperoleh 716.490 suara populer.

Jika dirinci, ada 8,2 juta kertas suara yang disebarkan, dengan total 7,7 juta suara sah dan 440.154 suara dianggap rusak oleh panitia.

Baca juga: Jokowi Telepon Hun Sen, Ingatkan Tak Undang Junta Myanmar jika Perdamaian Gagal

Seorang laki-laki tengah menonton siaran pembacaan hasil pemilu di Kamboja.AP/HENG SINITH via DW INDONESIA Seorang laki-laki tengah menonton siaran pembacaan hasil pemilu di Kamboja.
Uni Eropa menyebut pemilu itu "berlangsung dalam ruang politik dan sipil yang terbatas, di mana opisisi, masyarakat sipil, dan media tidak dapat berfungsi secara efektif tanpa hambatan."

Sementara itu, pihak Amerika Serikat bertindak lebih jauh, dengan mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil keputusan untuk memberlakukan pembatasan VISA terhadap "orang-orang yang merusak demokrasi dan menerapkan jeda program bantuan luar negeri" setelah menyatakan bahwa pemilu itu "tidak bebas dan adil."

Meskipun mengundurkan diri, Hun Sen diprediksi bakal tetap memiliki kekuasaan yang besar sebagai presiden dan senat partai.

Baca juga: Anak Hun Sen, Hun Manet, Akan Jadi PM Baru Kamboja

Eks Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memamerkan surat suara dalam pemilu yang berlangsung pada Juli lalu.AP/HENG SINITH via DW INDONESIA Eks Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memamerkan surat suara dalam pemilu yang berlangsung pada Juli lalu.
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Raja Kamboja Angkat Putra Hun Sen, Hun Manet sebagai PM Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com