Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santiago Pena Terpilih Jadi Presiden Paraguay

Kompas.com - 01/05/2023, 17:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

ASUNCION, KOMPAS.com – Santiago Pena terpilih jadi Presiden Paraguay.

Dia memenangkan pemilihan presiden Paraguay pada Minggu (30/4/2023).

Santiago Pena (44) adalah politikus dari Partai Colorado, partai sayap kanan yang telah berkuasa selama hampir delapan dekade di negara tersebut.

Baca juga: Negara Tanpa Laut di Amerika Selatan, Bolivia dan Paraguay

Ekonom dan mantan menteri keuangan Paraguay itu memenangkan Pilpres setelah mendapatkan lebih dari 42 persen suara.

Sementara penantangnya, Efrain Alegre (60) dari koalisi kiri-tengah Concertacion, mengumpulkan hampir 27,5 persen.

Sebelumnya, Alegre sempat dinyatakan unggul tipis dalam jajak pendapat menjelang pemungutan suara hari kemarin.

"Terima kasih atas kemenangan Colorado ini, terima kasih untuk kemenangan warga Paraguay," kata Pena dalam pidato kemenangannya, dikutip dari Reuters.

Partai Colorado telah memerintah negara Paraguay hampir terus-menerus sejak 1947, melalui kediktatoran dan sejak kembalinya demokrasi pada 1989, tetapi telah dinodai oleh klaim adanya korupsi.

Mentor politik Pena, mantan presiden dan pemimpin Partai Colorado Horacio Cartes, baru-baru ini dikenai sanksi oleh Amerika Serikat atas korupsi.

Baca juga: Tentara Paraguay Tewas Diserang Rusa di Istana Presiden

Pena pun mengucapkan terima kasih kepada Cartes dalam pidato publik pertamanya sebagai presiden terpilih,

Dia memuji Cartes atas dedikasinya yang keras kepala pada partai.

Sementara itu, Alegre mengakui kekalahan dalam Pilpres Paraguay kali ini.

"Upaya itu belum cukup," katanya, dikutip dari AFP.

Sekitar 4,8 juta dari 7,5 juta penduduk Paraguay berhak memilih pada Minggu untuk menggantikan Presiden Mario Abdo Benitez, yang meninggalkan jabatannya setelah masa jabatan lima tahun yang dibatasi secara konstitusional.

Mereka juga memilih anggota parlemen baru, dengan Partai Colorado memenangkan bagian tertinggi dari suara Senat majelis tinggi sebesar 43 persen.

Pemungutan suara diwajibkan di Paraguay, meski hanya 63 persen yang memilih.

Masalah utama bagi para pemilih adalah korupsi endemik, masalah kejahatan yang meningkat dan kemiskinan.

Baca juga: Diminta Rakyatnya Tinggalkan Jabatan, Presiden Paraguay Malah Minta Semua Menterinya Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com