Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Kasus Kriminal yang Sedang Dihadapi Donald Trump

Kompas.com - 03/04/2023, 18:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Ken Bredemeier/VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang didakwa pada Kamis (30/3/2023) untuk kasus uang suap kepada seorang bintang porno, juga menghadapi beberapa penyelidikan kriminal lainnya.

Kasus pidana yang dihadapi Trump antara lain kekalahannya dalam pemilihan presiden 2020 dan dokumen rahasia yang dibawanya ketika masa jabatan kepresidennya berakhir dua tahun lalu.

Trump mencoba kembali ke Gedung Putih dengan mencalonkan diri dalam Pilpres 2024. Namun, masa depan politiknya dibayangi oleh serangkaian penyelidikan yang bisa mengarah pada lebih banyak tuduhan atau bisa juga malah membebaskannya dari sejumlah tuduhan pelanggaran.

Baca juga: Trump Diperkirakan Mulai Diadili pada Selasa 4 April

Penasihat khusus Jack Smith, yang ditunjuk oleh Jaksa Agung Merrick Garland, memimpin dua penyelidikan itu dengan didukung tim jaksa yang ekstensif.

Salah satunya melibatkan peran Trump dalam mencoba untuk membalikkan kekalahannya dari Joe Biden dari Partai Demokrat dalam minggu-minggu setelah pemilihan November 2020.

Selain itu juga seruan Trump kepada para pendukungnya untuk mendatangi gedung Kongres atau US Capitol pada 6 Januari 2021, dan meminta mereka "berjuang sekuat tenaga" untuk mempertahankan kedudukannya.

Saat itu Kongres sedang mengesahkan penghitungan suara Electoral College yang dimenangkan Biden.

Pada hari itu, sekitar 2.000 pendukung Trump menyerbu Capitol, menggeledah kantor Kongres dan bentrok dengan polisi. Sekitar 1.000 perusuh telah didakwa dengan tindak pidana dan sekitar setengahnya telah dihukum sejauh ini.

Investigasi Smith lainnya berpusat pada ratusan dokumen rahasia yang dibawa Trump bersamanya ke rumah pribadi Mar-a-Lago di tepi pantai di Florida ketika dia meninggalkan Gedung Putih. Padahal, Trump wajib menyerahkan dokumen-dokumen itu ke Arsip Nasional.

Trump secara sukarela mengembalikan beberapa dokumen setelah pihak berwenang memintanya.

Namun, pejabat Departemen Kehakiman menyimpulkan bahwa dia masih menyimpan lebih banyak dokumen di Mar-a-Lago.

Terkait dengan itu mereka mendapatkan surat perintah penggeledahan dari pengadilan Agustus pada lalu. Dalam aksi itu agen FBI menemukan lebih banyak dokumen-dokumen rahasia di rumah suami Melania itu. Trump berpendapat dia berhak untuk menyimpan dokumen-dokumen itu sebagai mantan presiden.

Baca juga:

Dalam penyelidikan kriminal lainya, jaksa negara bagian di Atlanta, Fani Willis, sedang menyelidiki peran Trump dalam upaya membalikkan kekalahan dari Biden dengan selisih jumlah suara sebanyak 11.779 di negara bagian selatan Georgia.

Dalam rekaman percakapan beberapa hari menjelang penetapan kemenangan Biden oleh Kongres, Trump memohon kepada ketua pemilihan negara bagian Georgia Brad Raffensperger dan pejabat pemilihan lainnya untuk "mencarikan" dia 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang dia butuhkan untuk mengatasi kekalahannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com