Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan China Makin Kuat di Asia Tenggara, Bagaimana Posisi Indonesia?

Kompas.com - 11/11/2022, 18:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Asia Tenggara dianggap menerima dampak paling besar dari kebijakan luar negeri asertif yang dilakukan Presiden China Xi Jinping.

Itu sebabnya Asia Tenggara sering disebut sebagai “halaman belakang” strategis bagi China, tidak terkecuali Indonesia.

Seiring meningkatnya kekuatan China, kegelisahan Amerika Serikat (AS) pun muncul.

Baca juga: KTT G20: China Pastikan Xi Jinping Datang, Tiba di Bali 14 November 2022

Namun sekarang, setelah beberapa tahun posisinya berubah-ubah, AS kembali mencoba menggandeng Asia Tenggara.

Ketika menghadiri KTT tahunan ASEAN pekan ini di Kamboja, Presiden Joe Biden menjadi pemimpin AS pertama yang melakukan perjalanan itu sejak 2017. Tahun lalu, dia juga hadir secara virtual.

Kemudian, dia akan ke Indonesia, pemain penting lainnya di kawasan itu.

Dia dijadwalkan bertemu pemimpin China Xi Jinping sebelum mereka menghadiri pertemuan G20.

Tetapi kini, AS bekerja di lingkungan diplomatik yang lebih berbahaya ketimbang dahulu.

ASEAN, yang pernah dianggap penting terkait diplomasi di Asia-Pasifik, telah berjuang agar tetap efektif di dunia yang semakin terpolarisasi.

Organisasi itu membentuk dirinya sebagai zona perdamaian dan netralitas, di mana 10 negara anggotanya mencari konsensus, menghindari mengkritik satu sama lain, dan merasa bebas untuk melibatkan kekuatan berbeda.

Baca juga: China Hancurkan 3.000 Ton Barang Palsu, Ada Nike dan Louis Vuitton KW

Sekretariatnya yang kecil dan lemah, serta tidak adanya proses untuk menegakkan keputusan pada anggota, mencerminkan pola pikir ini.

Hal itu berjalan dengan baik, meskipun ada konsensus global luas dipimpin AS yang memperjuangkan perdagangan dan pertumbuhan.

Tetapi kedatangan China di pasar global dan pengaruhnya yang berkembang dari awal 2000-an, muncul bersamaan dengan berkurangnya perhatian AS, karena berfokus pada Timur Tengah.

China memulai kampanye keramahannya di kawasan Asia Tenggara untuk mendapatkan dukungan, mengikuti mantra mantan pemimpin Deng Xiaoping "sembunyikan kekuatanmu, tunggu waktumu".

Namun di bawah Xi, yang telah berkuasa selama 10 tahun, kekuatan China tidak lagi tersembunyi.

Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, 13 Mei 2022GETTY IMAGES via BBC Indonesia Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, 13 Mei 2022

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com