Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap Anti-LGBTQ Qatar Jelang Piala Dunia Dikritik Barat

Kompas.com - 09/11/2022, 16:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Yahoo News

DOHA, KOMPAS.com - Seorang duta besar Piala Dunia Qatar menyebut homoseksualitas sebagai "kerusakan dalam pikiran" dalam sebuah wawancara TV Jerman.

Dilansir dari Yahoo News, hal ini memicu kecaman di Eropa dan Amerika Serikat Selasa (8/11/2022) hanya 12 hari sebelum turnamen dimulai.

"Qatar akan menerima pengunjung gay tetapi mereka harus menerima aturan kami," kata mantan pemain sepak bola internasional Khalid Salman dalam wawancara dengan penyiar ZDF yang ditayangkan Selasa malam.

Baca juga: Qatar Cari Penonton Bayaran untuk Piala Dunia, Dapat Hotel Gratis dan Tiket Pertandingan

Salman juga mengatakan homoseksualitas adalah haram dan dilarang agama selama wawancara, yang tiba-tiba terputus setelah komentarnya.

Qatar mendapat kecaman berkelanjutan atas catatan hak asasi manusianya menjelang Piala Dunia, termasuk perlakuannya terhadap pekerja asing dan sikapnya terhadap hak-hak perempuan dan LGBTQ.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser pada hari Selasa menyebut komentar Salman mengerikan.

“Itu juga alasan mengapa kami berusaha untuk memperbaiki keadaan di Qatar di masa depan,” kata Faeser, yang juga menteri olahraga Jerman.

Baca juga: 8 Stadion Piala Dunia Qatar 2022, Ada yang Dibangun dari Kontainer

Pernyataan anti-LGBTQ juga membuat AS ikut berkomentar.

"Jelas, komentar itu sangat memprihatinkan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

"Saya menduga kita akan membahasnya secara langsung," tambahnya.

Bulan lalu Amerika Serikat mendesak Qatar untuk lebih sabar dan toleran saat menjamu penggemar sepak bola di turnamen tingkat tinggi itu.

Faeser dari Jerman mengatakan pekan lalu dalam kunjungannya ke Qatar bahwa dia akan menghadiri Piala Dunia setelah diberi jaminan keamanan untuk penggemar LGBTQ oleh perdana menteri Qatar.

Baca juga: Ribuan Pekerja Asing Diusir dari Ibu Kota Qatar Jelang Piala Dunia

Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Bernd Neuendorf mengatakan dia juga terkejut dengan komentar duta besar Piala Dunia itu.

"Pernyataan Salman menunjukkan hubungan yang sangat bermasalah dengan hak asasi manusia," kata Neuendorf kepada harian Jerman Bild.

"Dalam pandangan kami, FIFA harus secara serius memeriksa apakah komite etiknya harus menangani ini," tambahnya.

Asosiasi Lesbian dan Gay Jerman (LSVD) menuntut pemerintah mengeluarkan travel warning ke Qatar dan membatalkan semua perjalanan resmi ke Piala Dunia.

Mereka menyebut komentar itu mengganggu dan tidak mengejutkan, menuduh bahwa mereka mengungkapkan sikap dasar homofobia rezim di Qatar.

Baca juga: Niat Jalan Kaki dari Spanyol ke Doha demi Nonton Piala Dunia 2022 Qatar, Pria Ini Hilang

Kelompok Human Rights Watch menuduh Qatar menahan dan melecehkan orang-orang LGBTQ menjelang Piala Dunia, tuduhan yang dibantah keras oleh pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com