Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Bom Kotor: Apakah Ini Senjata Pamungkas Terbaru?

Kompas.com - 26/10/2022, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KYIV, KOMPAS.com - Para pihak yang berperang di Ukraina saling tuding, lawan merencakan pengerahan "bom kotor". Namun, apa sebetulnya bom itu? Apakah ini bom jenis baru? Sedahsyat apa daya rusaknya? Adakah negara yang sudah menggunakannya?

Mulanya isu "bom kotor" ini mencuat sebagai bagian perang propaganda dari Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang menuding Ukraina merencanakan pengerahan bom kotor.

"Kyiv merencanakan serangan bom semacam itu, untuk melemahkan moral tempur pasukan Rusia dan mendiskreditkan pimpinan di Moskow", ujar Shoigu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara tegas menolak tudingan ini. Bantahan Kyiv mendapat dukungan sejumlah pimpinan negara Barat. Mereka bahkan balik menuduh Moskwa dan mengatakan justru Rusia yang merencanakan serangan bom kotor semacam itu.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-244 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Bicara dengan Rishi Sunak, PBB Bahas Klaim Bom Kotor Rusia

Apa sebenarnya bom kotor itu?

Bom kotor sejatinya bukan senjata baru. Ini adalah bom atau senjata konvensional yang dibubuhi material radioaktif. Unsur radioaktif yang digunakan adalah yang biasanya dimanfaatkan dengan pengawasan ketat untuk kepentingan medis, industri pengawet bahan makanan, atau untuk pengujian material.

Terutama diwaspadai, bom kotor semacam itu bisa digunakan kelompok teroris untuk melakukan aksinya.

Tahun 2003 silam, polisi di ibu kota Georgia, Tiblisi dan di ibu kota Thailand, Bangkok dalam waktu hampir bersamaan membongkar dan melakukan penyitaan pasokan ilegal dua unsur radioaktif, yakni Cesium dan Strontium yang biasanya digunakan untuk kepentingan medis. Dua unsur radioaktif ini bisa dibuat sebagai material pembuatan bom kotor.

Walau mengandung unsur radioaktif, bom kotor bukan bom atom. "Bom ini tidak memicu reaksi berantai nuklir, yang melepas ledakan dahsyat. Juga tidak tercipta gelombang panas dan tekanan tinggi, serta radiasi neutron yang mematikan, yang bisa menyebar dalam radius sangat luas jika terbawa angin dan hujan," kata Wolfgang Richter, kolonel purnawirawan Bundeswehr dan anggota kelompok riset politik keamanan pada yayasan ilmu pengetahuan dan politik SWP kepada DW.

Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Hampir Rampung Kembangkan “Bom Kotor”

Efek psikologis dan teror warga

Bahaya langsung dari ledakan bom kotor, biasanya tidak melebihi kekuatan ledakannya. Namun, yang paling ditakuti adalah efek negatif jangka panjang dari muatan material radioaktif dari bom semacam itu. Radiasinya bisa merusak kesehatan manusia, bahkan jika paparan dosisnya cukup tinggi, dapat berakibat kematian.

Juga tergantung besarnya ledakan dan kadar radioaktifitasnya, bom semacam itu dapat menyebabkan kawasan cukup luas tidak lagi bisa dihuni oleh manusia dalam waktu cukup lama, karena wilyah tercemar radiasi nuklir yang berbahaya. Jika ledakan terjadi di kawasan padat penduduk, harus dilakukan evakuasi warga dan pembersihan kontaminasi, yang bisa menelan biaya miliaran euro.

"Mungkin akibat langsung ledakan bom kotor, puluhan orang meninggal di lokasi akibat terpapar radiasi nuklir. Namun, yang paling dahsyat adalah efek psikologisnya," kata Steven Brill, wartawan sekaligus pengacara hukum dari AS.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-243 Serangan Rusia ke Ukraina: Dubes Hamianin Minta Bantuan Indonesia, Peringatan NATO soal Bom Kotor

"Panik akan merebak amat cepat di kalangan warga. Pemerintah harus bekerja keras menangkal kapanikan dan ketakutan warga, sekaligus juga bekerja melakukan dekontaminasi radioaktifitas," sambungnya.

Namun, jika militer sebuah negara yang membuat bom kotor semacam itu, efeknya bisa sangat mengerikan.

"Karena dampaknya bisa mirip dengan kebocoran sebuah reaktor atom, seperti contohnya bencana reaktor atom Chernobyl di Ukraina," ujar Richter.

Kawasan dalam radius 30 Kilometer dari bekas PLTN Chernobyl yang meledak tahun 1986, hingga kini tetap jadi kawasan tertutup yang tidak bisa dihuni manusia.

Baca juga: Media Rusia Sebut Ukraina Buat Senjata Nuklir, Disebut Bom Kotor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com