Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Donald Trump di Gedung Putih Belum Kembalikan Catatan Kepresidenan Milik Pemerintah

Kompas.com - 03/10/2022, 14:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Staf Donald Trump di Gedung Putih belum mengembalikan cacatan kepresidenan milk pemerintah, kata Badan Arsip Nasional AS kepada Kongres.

"Meskipun tidak ada cara mudah untuk menetapkan akuntabilitas absolut, kami tahu bahwa kami seharusnya tidak melakukan pengejaran," kata penjabat Badan Arsip AS, Debra Steidel Wall, dalam surat kepada anggota DPR AS Carolyn Maloney, politisi Demokrat yang mengepalai Panitia Pengawas DPR.

Dikutip dari kantor berita AFP, surat itu--yang tertanggal Jumat (30/9/2022) tetapi dipublikasikan oleh media AS pada Sabtu (1/10/2022) malam--tidak mengidentifikasi siapa staf Gedung Putih yang dimaksud.

Baca juga: Arsip Nasional AS Mengaku Masih Kehilangan Sejumlah Catatan Administrasi Trump

Namun, dikatakan bahwa beberapa staf menggunakan akun pesan elektronik pribadi untuk melakukan urusan resmi, dan tidak menyerahkan pesan-pesan itu seperti yang dipersyaratkan sesuai hukum.

Wall mengatakan dalam suratnya, Badan Arsip Nasional--yang bertugas menjaga catatan pemerintah--akan berkonsultasi dengan Kementerian Kehakiman tentang kemungkinan tindakan hukum untuk pemulihan catatan yang dipindah secara tidak sah.

Surat Wall, yang dikirim sebagai tanggapan permintaan Maloney untuk pembaruan upaya hukum atas materi sensitif yang dibawa dari Gedung Putih oleh Trump, tidak mengatakan apakah mantan presiden tersebut telah menyerahkan semua dokumen.

Dia merujuk Maloney ke Kementerian Kehakiman mengingat penyelidikan yang sedang berlangsung.

Baca juga:

Setelah upaya berulang kali oleh pemerintah federal untuk mengamankan semua dokumen yang dibawa Trump--dan setelah pengacaranya bersikeras semuanya telah dikembalikan--satu tim FBI pada Agustus 2022 menggeledah tanah miliknya di Mar-a-Lago, Florida, dan menemukan lebih dari 10.000 catatan. Banyak di antaranya yang bertanda rahasia.

Trump mengeklaim bahwa banyak dari dokumen itu bersifat pribadi atau ditutupi oleh hak istimewa presiden.

Kementerian Kehakiman AS lalu mengambil tindakan hukum untuk mengamankan catatan dari satu ajudan Trump, mantan penasihat perdagangannya yaitu Peter Navarro.

Navarro secara terpisah didakwa karena menolak bekerja sama dengan penyelidikan kongres atas serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol.

Baca juga: FBI Temukan Lebih dari 11.000 Catatan Pemerintah di Rumah Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com