BEIHAI, KOMPAS.com – Berita mengenai 2.000 lebih turis terjebak di resor China setelah penerapan lockdown mendadak Covid-19 memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita yang memuat kisah heroik warga sipil AS yang menembak mati pelaku penembakan di mal di negara bagian Indiana.
Berita internasional di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni memuat informasi tentang temuan bahwa gejala utama Covid-19 kini berubah tidak lagi demam dan anosmia.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Inflasi Tertinggi AS | 2 Pesawat Tabrakan di Las Vegas
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman Populer Global sepanjang Selasa (19/7/2022) hingga Rabu (20/7/2022) pagi yang dapat disimak:
Lebih dari 2.000 turis terdampar di kota pesisir China setelah lonjakan kasus virus corona membuat pemerintah menerapkan lockdown mendadak Covid-19 di wilayah itu.
Pejabat di Beihai mengunci daerah perkotaan dan memerintahkan pengujian massal terhadap 1,9 juta penduduknya selama akhir pekan.
Penguncian itu dilakukan saat kekhawatiran terus berkembang soal dampak strategi "nol-Covid" China pada ekonomi terbesar kedua di dunia.
Baca berita selengkapnya di sini
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Media Jepang Apresiasi Citayam Fashion Week | Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-141
Warga sipil Amerika Serikat (AS) bernama Elisjsha Dicken (22) disebut sebagai pahlawan, karena menembak mati pelaku penembakan mal di negara bagian Indiana bernama Jonathan Sapriman (20).
Sapriman pada Minggu (17/7/2022) malam waktu setempat melakukan penembakan dengan senapan semi-otomatis di Greenwood Park Mall, Indiana.
Pelaku menewaskan pria berusia 30 tahun dan pasangannya yang sedang duduk di restoran serta melukai dua korban lainnya.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Warga Maladewa Marah soal Presiden Sri Lanka | Indonesia Terancam Resesi
Gejala utama Covid-19 berubah seiring dengan kemunculan varian baru.
Gejala utama yang kemungkinan dialami mereka yang terkena Covid-19 sekarang adalah sakit tenggorokan atau batuk dan pilek.
Keterangan itu merujuk pada data dari 17.500 orang yang mengatakan mereka dites positif pada pertengahan Juli 2022.