Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Siapkan Serangan Balik, Penduduk di Wilayah Selatan Diminta Lari

Kompas.com - 11/07/2022, 08:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Minggu (10/7/2022) mendesak warga sipil di wilayah selatan Kherson yang diduduki Rusia untuk segera lari dan mengungsi.

Hal itu dia sampaikan ketika angkatan bersenjata Ukraina sedang mempersiapkan serangan balik di sana, sebagaimana dilansir Reuters.

Ukraina kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Kherson dalam minggu-minggu pertama Invasi Rusia pada 24 Februari.

Baca juga: Pejabat Ukraina: Rusia Ciptakan Neraka di Timur

“Jelas akan ada pertempuran, akan ada penembakan artileri. Dan karena itu, kami mendesak (orang-orang) untuk segera mengungsi,” kata Vereshchuk di televisi nasional.

Vereshchuk mengatakan, dia tidak bisa mengatakan kapan tepatnya serangan balasan akan terjadi.

“Saya tahu pasti bahwa tidak boleh ada perempuan dan anak-anak di sana, dan mereka tidak boleh menjadi tameng manusia,” sambung Vereshchuk.

Otoritas Kherson yang dipasang oleh Rusia mengatakan, mereka ingin mengadakan referendum untuk memisahkan diri, tetapi mereka belum menetapkan tanggal.

Baca juga: Kremlin Klarifikasi Pernyataan Putin soal Rusia Belum Memulai Apa Pun di Ukraina

Kremlin mengatakan, masa depan wilayah itu harus ditentukan oleh penduduknya sendiri.

Wilayah Kherson sebelum perang memiliki populasi hampir 300.000 jiwa. Tidak diketahui berapa banyak penduduk di sana yang masih ada.

Sementara itu, Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan pada Sabtu (9/7/2022) bahwa pasukan Rusia menciptakan neraka di Ukraina timur.

Dia menuturkan, Rusia telah mengirim 20 serangan artileri, mortir, dan roket di provinsi tersebut semalam.

Baca juga: Ukraina Bangun Pasukan Drone, Minta Warga Sumbang Berbagai Jenis UAV Miliknya

Selain itu, lanjut Haidai, pasukan Rusia juga menekan ke arah perbatasan provinsi tetangga, Donetsk.

“Kami mencoba menahan formasi bersenjata Rusia di sepanjang garis depan,” tulis Haidai di Telegram, menggambarkan serangan itu sebagai neraka.

Pekan lalu, Rusia merebut kota strategis terakhir di Luhansk, Kota Lysychansk, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Zelensky Pecat Sejumlah Duta Besar Ukraina, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com