Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Yakin Turki Tak Akan Halangi Finlandia dan Swedia Jadi Anggota

Kompas.com - 16/05/2022, 11:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BERLIN, KOMPAS.com - NATO dan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (15/5/2022), mengatakan mereka yakin Turki tidak akan menghalangi keanggotaan Finlandia dan Swedia dalam aliansi pertahanan tersebut.

Presiden Finlandia Sauli Niinisto telah mengonfirmasi pada Minggu, bahwa negaranya akan mendaftar untuk bergabung dengan NATO.

Sementara, Partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia mengumumkan perubahan kebijakan resmi yang akan membuka jalan bagi negara mereka untuk mengajukan keanggotaan NATO dalam beberapa hari.

Baca juga: Finlandia Mulai Proses untuk Gabung NATO

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan dia akan pergi ke parlemen pada Senin (16/5/2022) ini, untuk memastikan dukungan untuk pengajuan keanggotaan, yang oleh sekutu NATO harapkan akan dibuat bersama dengan Finlandia.

"Hari ini Partai Sosial Demokrat Swedia mengambil keputusan bersejarah untuk mengatakan ya untuk mengajukan keanggotaan dalam aliansi pertahanan NATO," cuit Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, dilansir dari Reuters.

"Invasi Rusia ke Ukraina telah memperburuk situasi keamanan Swedia dan Eropa secara keseluruhan," ungkap dia.

Menteri Pertahanan Swedia, Peter Hultqvist, memperingatkan bahwa Swedia akan berada dalam situasi berbahaya jika itu adalah satu-satunya negara di sekitar Baltik yang tetap berada di luar NATO.

Baca juga: Pengajuan Keanggotaan Finlandia dan Swedia ke NATO Berada di Jalur yang Baik

"Kami akan tertinggal," katanya.

Turki, yang telah mengejutkan sekutunya dalam beberapa hari terakhir dengan mengatakan bahwa mereka memiliki keraguan tentang keanggotaan Finlandia dan Swedia, mengajukan tuntutannya pada Minggu di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri di Berlin.

Turki mengatakan ingin negara-negara Nordik menghentikan dukungan untuk kelompok militan Kurdi yang ada di wilayah mereka, dan mencabut larangan beberapa penjualan senjata ke Turki.

“Saya yakin bahwa kami akan dapat mengatasi kekhawatiran yang telah diungkapkan Turki dengan cara yang tidak menunda keanggotaan,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sendiri sempat menyatakan keberatan karena Finlandia dan Swedia dianggap mendukung kelompok Kurdi yang dianggap teroris di Ankara.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menolak untuk merinci pembicaraan tertutup di Berlin, tetapi menggemakan posisi Stoltenberg.

"Saya sangat yakin bahwa kami akan mencapai konsensus tentang itu," kata Blinken kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa NATO adalah tempat untuk berdialog.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pembicaraan dengan mitra Swedia dan Finlandia di Berlin telah membantu.

Baca juga: Putin pada Presiden Finlandia: Ikut NATO akan Jadi Kesalahan

Kedua negara telah membuat saran untuk menanggapi kekhawatiran Ankara, yang akan dipertimbangkan oleh Turki, sementara dia telah memberi mereka bukti bahwa teroris ada di wilayah mereka.

Dia memilih Swedia khususnya, dengan mengatakan kelompok militan Kurdi PKK, yang dilarang sebagai teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, telah mengadakan pertemuan di Stockholm selama akhir pekan.

Meski demikian, dia mengatakan Turki tidak menentang kebijakan aliansi yang terbuka bagi semua negara Eropa yang ingin melamar.

Setiap keputusan tentang perluasan NATO membutuhkan persetujuan dari 30 sekutu dan parlemen mereka.

Menurut diplomat NATO, Ankara, anggota NATO selama 70 tahun, akan berada di bawah tekanan besar untuk menyerah, karena aliansi tersebut menganggap bahwa aksesi Finlandia dan Swedia akan sangat memperkuatnya di Laut Baltik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com