Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Rusia Disebut Lakukan Kekerasan Seksual pada Anak Ukraina

Kompas.com - 13/05/2022, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Sky News

KYIV, KOMPAS.com - Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun diperkosa di depan ibunya oleh pihak Rusia.

Hal ini dikatakan wakil menteri luar negeri Ukraina sembari mengecam Rusia karena "pelanggaran HAM yang paling mengerikan".

Dilansir Sky News, dalam tweet yang diposting oleh Misi Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, sang wakil menteri, Emine Dzhaparova, memegang gambar anak.

Baca juga: AS Sebut Rusia Telah Secara Paksa Mengambil Ribuan Warga Ukraina

Anak itu menurutnya masih terlalu trauma untuk berbicara dan hanya berkomunikasi memakai isyarat.

Berbicara melalui tautan video, Dzhaparova mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Swiss bahwa Rusia melakukan "pelanggaran hak asasi manusia paling mengerikan di benua Eropa dalam beberapa dekade".

Saat dia berbicara dari Kyiv, dia mengangkat gambar anak laki-laki itu.

"Dia benar-benar kehilangan kemampuan untuk berbicara setelahnya dan satu-satunya cara dia berkomunikasi adalah dengan garis hitam," ujarnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-78 Serangan Rusia ke Ukraina, Finlandia Ajukan Keanggotaan NATO, Moskwa Setop Kirim Gas ke Eropa Barat

"Ini adalah 10 minggu horor bagi orang-orang di negara saya," tambahnya.

“Penyiksaan dan penghilangan paksa, kekerasan seksual dan berbasis gender, daftar kejahatan Rusia tidak ada habisnya," ucapnya lagi.

"Hanya dunia yang berdiri kokoh dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina yang bisa mengalahkan kejahatan murni ini."

Laporan Dzhaparova tentang apa yang terjadi pada bocah itu belum diverifikasi.

Seorang juru bicara misi diplomatik Rusia tidak menanggapi permintaan komentar di akunnya.

Baca juga: Petinggi Rusia Peringatkan Potensi Konflik Langsung dengan NATO

Rusia, yang telah membantah melakukan pelanggaran dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, membiarkan kursinya di Dewan Keamanan kosong sebagai bentuk protes.

Dewan telah mengeluarkan resolusi untuk mengadakan penyelidikan terhadap kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia di wilayah Kyiv dan sekitarnya.

Itu terjadi ketika wakil direktur eksekutif UNICEF, Omar Abdi, mengatakan 100 anak telah terbunuh selama sebulan terakhir saja, tetapi dia mengakui jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

Baca juga: Pejuang Ukraina Memohon Elon Musk Selamatkan Mereka dari Pabrik Azovstal yang Dikepung Rusia

"Seiring hari berlalu, semakin banyak anak-anak Ukraina yang terkena kengerian perang ini," katanya.

Pada 11 Mei, total 226 anak telah tewas dan 417 terluka di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai, menurut UNICEF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com