WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump pada Kamis (21/4/2022) mengungkapkan, semasa menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS) dia pernah mengancam tidak akan membantu para sekutu aliansi NATO jika perang lawan Rusia.
Trump beralasan, dia hanya mengizinkan AS membantu NATO jika para anggota mendanai aliansi itu lebih banyak.
Baik ketika berkampanye maupun menjadi presiden, Trump sering berusaha melemahkan NATO secara terbuka. Ia menggambarkan aliansi tersebut sebagai sekelompok negara yang hidup dari sumbangan AS.
Baca juga: Rusia Peringatkan Aktivitas Pasukan NATO di Kutub Utara
Namun, komentarnya pada Kamis malam di acara yang diselenggarakan Heritage Foundation sangat mencolok, menyebut bahwa media tidak memperhatikan ancamannya.
Meskipun klausul Pasal 5 NATO mengharuskan anggota membela negara mana pun dari aliansi yang diserang, Trump pada KTT mengatakan bahwa perjanjian itu tidak akan dihormati, karena semua orang menunggak.
"Mereka tidak membayar," ujar presiden ke-45 AS itu dikutip dari AFP.
"Mereka bertanya kepada saya, salah satu presiden ..., 'apakah itu berarti Anda tidak akan melindungi kami jika kami tidak membayar, Anda tidak akan melindungi kami dari Rusia?'... Saya berkata, 'Tepat sekali itu artinya.'"
Trump yang sering menggambarkan dirinya sebagai negosiator ulung kemudian tertawa terbahak-bahak saat dia menggertak.
"Sekarang jika saya berkata, 'Tidak, saya tidak bermaksud begitu,' lalu mengapa mereka membayar? Jadi seseorang harus mengatakannya," katanya dalam komentar yang disiarkan oleh kantor media konservatif RSBN.
Lalu menurut anggota Partai Republik itu, ancamannya berhasil karena uang mulai mengalir masuk.
Baca juga: Perang Ukraina: 3 Skenario NATO Terseret Konflik dengan Rusia dan Perparah Situasi
Trump sering mengkritik NATO dan aliansi lama AS lainnya dengan alasan bahwa Amerika Serikat menghabiskan terlalu banyak uang untuk membela negara-negara yang katanya lebih seperti saingan sengit daripada mitra.
"Kami membela Eropa. Pada saat yang sama mereka melukai kami dalam perdagangan, sangat, sangat serius melukai kami," katanya dalam komentar pada Kamis, mengulangi salah satu serangan favoritnya terhadap sekutu transatlantik.
Trump juga sering dituduh bersikap hormat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang invasinya ke Ukraina pada Februari memicu tanggapan besar-besaran dari Washington dan sekutu Eropanya.
Pada 2020, Trump juga dimakzulkan karena mengaitkan pengiriman bantuan militer AS untuk Ukraina dengan permintaan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengorek borok politik calon presiden Joe Biden.
Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.