SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura pada Sabtu (5/3/2022) mengumumkan sanksi terhadap empat bank Rusia dan pemerintah Rusia, bergabung dengan Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan banyak negara Barat dalam menekan Moskwa atas invasinya ke Ukraina.
Pusat keuangan Asia itu sebelumnya mengatakan pihaknya bermaksud bertindak bersama dengan pemerintah yang berpikiran sama.
Baca juga: Foto Perbandingan Kondisi Ukraina Sebelum dan Sesudah Invasi Rusia
Menurut perincian yang diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Singapura, semua lembaga keuangan di Singapura - mulai dari pemberi pinjaman dan perusahaan asuransi hingga bursa efek dan penyedia layanan pembayaran - akan dilarang melakukan transaksi atau menjalin hubungan bisnis dengan VTB Bank, Vnesheconombank (VEB), Promsvyazbank dan Bank Rossiya.
Bank-bank ini telah terkena sanksi oleh pemerintah lain, termasuk penghapusan mereka dari jaringan pembayaran global SWIFT.
“Negeri Singa” akan meminta lembaga keuangannya untuk "membekukan aset dan dana dari keempat bank ini," kata Kementerian Luar Negeri Singapura.
Lembaga keuangan di negara-kota tersebut juga akan dilarang menyediakan layanan terkait penggalangan dana untuk pemerintah Rusia, bank sentral Rusia, atau entitas yang dikendalikan oleh mereka.
Pemerintah Singapura dan bank sentral juga akan menghentikan investasi pada sekuritas yang baru diterbitkan oleh entitas tersebut.
Baca juga: 3.000 Warga AS Daftar Pejuang Asing Ukraina, Bantu Lawan Invasi Rusia
Selain itu, Singapura akan melarang lembaga keuangan memfasilitasi transaksi apa pun yang melibatkan mata uang kripto, yang dapat memungkinkan entitas Rusia "menghindari" sanksi.
"Invasi Rusia ke Ukraina bertentangan dengan piagam (PBB) dan merupakan pelanggaran yang jelas dan berat terhadap hukum internasional," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
"Sementara kami terus menghargai hubungan baik dengan Rusia dan rakyat Rusia, kami tidak dapat menerima pelanggaran pemerintah Rusia terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara berdaulat lainnya."
Sanksi dan pembatasan yang diumumkan pada Sabtu (5/3/2022) bertujuan untuk "membatasi kapasitas Rusia untuk melakukan perang melawan Ukraina dan merusak kedaulatannya," tambahnya.
Dalam langkah lain, kota itu akan melarang ekspor barang-barang militer, elektronik, komputer dan peralatan telekomunikasi ke Rusia, kata kementerian itu.
Langkah-langkah ini juga sejalan dengan negara-negara lain yang telah memberlakukan kontrol ekspor.
Baca juga: Ukraina Rilis Situs Web Berisi Informasi untuk WNA yang Ingin Bergabung Lawan Invasi Rusia
Di Asia, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan telah mengambil berbagai tindakan ekonomi terhadap Rusia, termasuk pembatasan pasokan semikonduktor.
Tetapi respons kuat Singapura menonjol di antara tetangganya di Asia Tenggara, yang sebagian besar bereaksi dengan hati-hati, tampaknya karena hubungan ekonomi dan pertahanan dengan Moskwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.