Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Tegang di Bandara Kiev, Saat Ancaman Invasi Rusia ke Ukraina Meningkat

Kompas.com - 14/02/2022, 15:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Pengusaha asal Maroko, Aimrane Bouziane, menghela napas lega setelah melihat tanda boarding untuk penerbangannya menyala di bandara utama Kiev, di tengah kekhawatiran wilayah udara Ukraina akan segera ditutup.

"Saya rasa pilihan terbaik yang harus diambil adalah meninggalkan Ukraina sekarang," kata pria berusia 23 tahun itu sebelum berangkat ke pemeriksaan paspor.

"Saya pergi karena situasinya, karena saya sayang dengan hidup saya," lanjutnya dikutip dari kantor berita AFP, Minggu (13/2/2022).

Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

Hubungan udara Ukraina dengan dunia tampak dalam bahaya setelah maskapai Perancis KLM menangguhkan penerbangan dengan alasan risiko, terkait adanya lebih dari 100.000 tentara Rusia yang melakukan latihan di sepanjang perbatasan Ukraina.

Washington memperingatkan, invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai kapan saja dan analis memperkirakan bahwa maskapai internasional lainnya juga akan segera berhenti terbang ke Kiev karena biaya asuransi yang melonjak.

Suasana yang sudah panas semakin menegang ketika sebuah maskapai penerbangan murah Ukraina mengalihkan penerbangan dari Portugal dan mendaratkan 175 penumpangnya di Moldova, karena perusahaan penyewaan pesawat dari Irlandia itu menolak izinnya untuk masuk Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Ukraina berusaha menyediakan bus untuk penumpang yang terdampar, sementara semakin banyak pemerintah Barat mendesak warganya untuk keluar selagi bisa.

Pelatih olahraga Amerika Denis Lucins berkata, dia berharap yang terbaik setelah mendarat di Kiev--yang bertentangan dengan panduan perjalanan AS--untuk mengunjungi istri dan putranya yang berusia tujuh tahun.

“Saya pribadi tidak berpikir apa pun akan terjadi,” kata Lucins mengacu pada peringatan AS tentang perang yang akan datang.

"Tapi sayangnya, tidak ada yang bisa membaca pikiran Vladimir Putin."

Baca juga: Sejarah Perang Rusia-Ukraina, sejak Era Kievan Rus hingga Aneksasi Crimea

Tidak semua tegang soal Rusia dan Ukraina

Para pedemo membawa bendera Ukraina berunjuk rasa menentang agresi Rusia di pusat kota Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, Sabtu (5/2/2022). Lokasi unjuk rasa hanya berjarak 40 km dari tempat ratusan ribu tentara Rusia dikerahkan di perbatasan.AP PHOTO/EVGENIY MALOLETKA Para pedemo membawa bendera Ukraina berunjuk rasa menentang agresi Rusia di pusat kota Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, Sabtu (5/2/2022). Lokasi unjuk rasa hanya berjarak 40 km dari tempat ratusan ribu tentara Rusia dikerahkan di perbatasan.
Akan tetapi, suasana di Bandara Boryspil justru santai, tidak seperti di Kiev dan sebagian besar kota Ukraina lainnya selama krisis Rusia-Ukraina selama berminggu-minggu.

Para pelancong dengan tenang minum kopi dan makan kue saat sinar matahari masuk ke terminal pada hari musim dingin.

Para pemimpin Ukraina semakin marah pada Washington karena merilis laporan intelijen hampir setiap hari yang menunjukkan ancaman perang yang akan segera terjadi.

"Semua informasi ini hanya memprovokasi kepanikan dan tidak membantu kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akhir pekan lalu.

Lucins pun mengaku khawatir tentang keselamatannya, tetapi dia bilang sudah tinggal di Ukraina sejak revolusi pro-Uni Eropa 2014 diikuti oleh pencaplokan Krimea oleh Rusia, dan dukungan untuk pemberontakan separatis di timur yang merenggut lebih dari 14.000 nyawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com