Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara AS Temukan Rumah Pemimpin ISIS dan Strategi Serangan Pasukan Khusus

Kompas.com - 05/02/2022, 10:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

ATMEH, KOMPAS.com - Pemimpin ISIS serta seorang deputi senior dari kelompok itu tewas menyusul serangan pasukan AS di Suriah utara, kata pemerintah AS.

Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurashi memicu ledakan yang menewaskan dirinya dan keluarganya ketika pasukan khusus AS mengepung tempat persembunyiannya setelah terjadi baku tembak.

Presiden AS Joe Biden mengungkapkan penyerbuan yang berlangsung selama semalam itu pada Kamis (3/2/2022).

Baca juga: Profil Al-Quraishi, Pemimpin ISIS yang Ledakkan Diri saat Diserang Pasukan AS

Kematian Qurashi "menghapus ancaman teroris besar bagi dunia", kata Biden.

Pemerintah AS tidak menyebutkan nama deputi ISIS yang juga tewas, namun membeberkan secara rinci operasi yang sudah direncanakan selama berbulan-bulan.

ISIS sejauh ini belum membuat komentar publik mengenai serangan tersebut.

BBC INDONESIA Peta penggerebekan pemimpin ISIS
Operasi serangan itu menargetkan sebuah bangunan perumahan tiga lantai di pinggiran Kota Atmeh, Provinsi Idlib utara yang dekat dengan perbatasan dengan Turki.

Wilayah ini adalah kantong kekuatan kubu milisi yang merupakan rival sengit ISIS, serta faksi pemberontak yang memerangi pemerintah Suriah dengan dukungan dari Turki.

Berdasarkan laporan intelijen, diketahui bahwa Qurashi tinggal bersama keluarganya di lantai dua sebuah bangunan perumahan di Atmeh. Dari situ, ia menjalankan ISIS dengan menggunakan kurir untuk menyampaikan perintahnya di Suriah dan di tempat-tempat lain.

Sebagai seorang militan yang dikenal dengan sebutan "Perusak", Qurashi--yang juga menggunakan nama alias Hajji Abdullah, Amir Mohammed Said Abdul Rahman al-Mawla, dan Abdullah Qardash--menjadi pemimpin ISIS pada 2019, menyusul kematian pendahulunya Abu Bakr Al-Baghdadi. Ia adalah seorang milisi veteran yang lahir di Mosul.

Meskipun kelompok teror itu mengumumkan pengangkatannya sebagai pemimpin empat hari setelah kematian Al-Baghdadi Oktober lalu, Qurashi diyakini sudah lama dipersiapkan untuk peran tersebut dan sengaja dijauhkan dari medan perang untuk mengantisipasi kalau-kalau ia perlu mengambil alih kepemimpinan.

Pemerintah AS menawarkan hadiah 10 juta dollar AS (Rp143 miliar) untuk informasi tentang dia.

Baca juga: Pemimpin ISIS Tewas Saat Diserang AS, Harga Kepalanya Rp 143 Miliar dan Berjuluk Destroyer

Bagaimana serangan itu dilaksanakan?

Selama tinggal di Atmeh, Qurashi tidak pernah ke luar rumah kecuali untuk mandi di atap. Namun jika serangan dilakukan melalui udara akan ada banyak korban sipil berjatuhan. Pasalnya, keluarga lain yang tidak diyakini memiliki kaitan dengan ISIS atau menyadari kehadiran Qurashi, tinggal di lantai dasar.

Kemungkinan serangan melalui darat pun dipelajari secara rinci, dengan selusin skenario dilatih dan penilaian risiko diambil berdasarkan situasi di lapangan, kata pejabat senior pemerintah AS. Model kompleks perumahan itu dibuat dan para insinyur memperkirakan kemungkinan bangunan runtuh dalam ledakan.

Presiden Biden diberi pengarahan tentang rencana operasi ini secara terperinci pada Desember lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com