Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin ISIS Tewas Saat Diserang AS, Harga Kepalanya Rp 143 Miliar dan Berjuluk "Destroyer"

Kompas.com - 04/02/2022, 16:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

AMMAN, KOMPAS.com - Pemimpin ISIS yang tewas dengan meledakkan diri saat diserang pasukan khusus Amerika Serikat (AS) pada Kamis (3/2/2022) dijuluki "Destroyer" atau "Penghancur".

Pria bernama Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurashi itu juga pernah memimpin pembantaian Yazidi sebelum mengambil alih kepemimpinan.

Qurashi yang juga dikenal sebagai Amir Mohammed Said Abd Al-Rahman Al-Mawla mengambil alih kepemimpinan ISIS dua tahun lalu setelah pendirinya, Abu Bakr Al-Baghdadi, meledakkan diri dalam serangan pasukan khusus AS pada Oktober 2019 .

Baca juga: Pemimpin ISIS Tewas Bunuh Diri saat Diserang Pasukan AS

Dikutip dari AFP, Qurashi dianggap sebagai pemimpin ISIS yang tidak sering terlihat tapi brutal. Ia jarang terdeteksi radar intelijen Irak dan AS sampai kemudian tewas.

Qurashi menjadi pemimpin ISIS saat kelompok itu melemah akibat serangan yang dipimpin AS selama bertahun-tahun, dan hilangnya kekuasaan yang diproklamirkan sendiri di Suriah dan Irak utara.

Adapun Kementerian Luar Negeri AS mematok nilai 10 juta dollar AS (Rp 143,77 miliar) untuk kepalanya, dan menempatkannya dalam daftar "Teroris Global Khusus".

Profil pemimpin ISIS Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurashi

Lahir di kota Tal Afar di Irak utara dan diperkirakan berusia pertengahan 40-an, kenaikan Qurashi di jajaran kelompok ekstremis itu jarang terjadi bagi non-Arab, karena dia lahir dalam keluarga Turkmenistan.

Qurashi pernah bertugas sebagai tentara Irak di bawah komando Saddam Hussein, mendiang diktator yang digulingkan oleh invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003.

Qurashi kemudian bergabung dengan Al-Qaeda setelah Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS tahun 2003, menurut lembaga think-tank Counter Extremism Project (CEP).

Pada 2004, ia ditahan oleh pasukan AS di penjara Camp Bucca yang terkenal di Irak selatan, tempat Baghdadi dan sejumlah calon tokoh ISIS selanjutnya bertemu.

Setelah kedua pria itu dibebaskan, Qurashi tetap berada di sisi Baghdadi saat ia mengambil kendali cabang Al-Qaeda Irak pada 2010, kemudian membelot untuk mendirikan ISI di Irak (ISI) lalu menjadi ISIS di Irak dan Suriah (ISIS)

Selanjutnya pada 2014 Qurashi membantu Baghdadi menguasai kota utara Mosul, kata CEP.

Baca juga: Profil Al-Quraishi, Pemimpin ISIS yang Ledakkan Diri saat Diserang Pasukan AS

Lembaga pemikir tersebut mengatakan, Qurashi "dengan cepat memantapkan dirinya di antara jajaran senior dan dijuluki 'Profesor' serta 'Penghancur'."

Dia sangat dihormati di antara anggota ISIS sebagai "pembuat kebijakan brutal" dan bertanggung jawab "membunuh mereka yang menentang kepemimpinan Baghdadi", katanya.

Pimpin pembantaian Yazidi

Qurashi mungkin paling dikenal karena memainkan peran utama dalam pembantaian minoritas Yazidi (Irak) yang disertai pengusiran dan perbudakan seksual," kata Jean-Pierre Filiu, analis di Universitas Sciences Po Paris.

Pada Kamis (3/2/2022), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ancaman teroris global telah dihapus ketika Qurashi meledakkan dirinya setelah pasukan khusus AS menyerbu tempat persembunyiannya di Suriah dalam serangan helikopter malam hari.

Hans-Jakob Schindler mantan pejabat PBB dan direktur CEP menyebutkan, kabar pemimpin ISIS tewas itu sebagai kemunduran besar bagi kelompok tersebut dalam hal kehilangan pemimpin kedua, tetapi tidak yakin akan menjadi pengubah keadaan.

ISIS diperkirakan sudah menyiapkan siapa yang akan mengambil alih jika para pemimpinnya tewas.

Baca juga: Sejarah Perang Irak vs Amerika: Awal Invasi, Tewasnya Saddam Hussein, hingga Pertempuran Lawan ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com