AMMAN, KOMPAS.com - Pimpinan ISIS Abu Ibrahim Al-Hashemi Al-Quraishi tewas meledakkan diri setelah diserang pasukan AS.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, ledakan bunuh diri tersebut menewaskan Quraishi, dua istrinya, dan seorang anak di lantai tiga.
"Berkat pasukan kami yang pemberani, pemimpin teroris yang mengerikan ini tak ada lagi," kata Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis (3/2/2022).
Baca juga: Pemimpin ISIS Tewas Bunuh Diri saat Diserang Pasukan AS
Melansir Reuters, Quraishi memimpin kelompok teror tersebut sejak pemimpin ISIS sebelumnya, Abu Bakar Al-Baghdadi, tewas pada 2019.
Sejak ISIS dikalahkan di Irak dan Suriah beberapa tahun lalu, kelompok tersebut semakin melemah meski masih melancarkan sejumlah serangan sporadis.
Sejak menggantikan Baghdadi dalam tampuk kepemimpinan ISIS, keberadaan Quraishi berada dalam bayang-bayang.
Profil Quraishi tidak terlalu banyak diketahui. Dia sempat terluka dan kehilangan satu kaki akibat serangan udara AS pada 2015, kata pejabat AS.
Baca juga: Seorang Wanita AS Ditangkap dan Dituduh sebagai Pemimpin Batalion Wanita ISIS di Suriah
Biden dan pejabat AS menyebut Quraishi sebagai kekuatan pendorong di balik genosida minoritas Yazidi tahun 2014 di Irak utara.
Selain itu, pria asal Irak tersebut mengawasi jaringan cabang ISIS dari Afrika hingga Afghanistan.
Reuters melaporkan, Quraishi juga dikenal sebagai Haji Abdullah. Dia memiliki nama asli Muhammadd Abdurrahman al-Mauli as-Salbi.
Ditangkap pada antara akhir 2007 hngga awal 2008, dia menghabiskan waktu berbulan-bulan di kamp tahanan Amerika di Irak.
Baca juga: Irak Lancarkan Serangan Udara di Persembunyian ISIS, 9 Orang Tewas
Saat dipenjara, Quraishi sempat menjadi "informan" tak resmi bagi AS ketika menjadi tahanan sebagaimana dilansir The Washington Post.
Dia menjadi "informan" tak resmi ketika ISIS belum berdiri dan membeberkan berbagai informasi mengenai kelompok Al-Qaeda di Irak.
Kelompok ini Al-Qaeda di Irak merupakan embrio ISIS yang akhirnya betul-betul berubah menjadi ISIS.
Dia dikenal sebagai tahanan M060108-01 dalam laporan interogasi rahasia yang diterbitkan 2021.
Baca juga: Serangan Terbaru AS di Suriah Akibatkan Banyak Korban, Termasuk Warga Sipil
Sejumlah dokumen Kementerian Pertahanan AS menyebut Quraishi sebagai informan “kooperatif” yang produktif.
Dia bahkan menawarkan informasi kepada pasukan AS yang membantu mereka memerangi organisasi teroris yang kemudian malah dipimpinnya tersebut.
Namun, kiprah Quraishi berhenti setelah meledakkan diri saat pasukan AS menyerang persembunyiannya di Atmeh, Provinsi Idlib, Suriah, pada Kamis (3/2/2022) dini hari waktu setempat.
Baca juga: AS Serang Bangunan di Suriah, 13 Orang Tewas, 6 di Antaranya Anak-anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.