Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Kaca Jendela Sakti, Bisa Panaskan dan Dinginkan Ruangan

Kompas.com - 19/12/2021, 11:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah mengembangkan bahan unik.

Bahan ini, ketika dilapisi pada panel jendela kaca, dapat secara efektif beradaptasi sendiri untuk memanaskan atau mendinginkan ruangan di berbagai zona iklim di dunia.

Hal ini bisa membantu mengurangi penggunaan energi.

Baca juga: Sejarah Penemuan Popcorn, Berondong Jagung Camilan Andalan Amerika

Dilansir Science Daily, sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin para ilmuwan dari Nanyang Technological University, Singapura (NTU Singapura) telah mengembangkan bahan ini.

Dikembangkan oleh peneliti NTU dan dilaporkan dalam jurnal ilmiah terkemuka Science, kaca pertama dari jenisnya ini secara otomatis merespons perubahan suhu dengan beralih antara pemanasan dan pendinginan.

Kaca self-adaptive dikembangkan menggunakan lapisan komposit nanopartikel vanadium dioksida, poli (metil metakrilat), dan lapisan emisivitas rendah.

Ini demi membentuk struktur unik yang dapat memodulasi pemanasan dan pendinginan secara bersamaan.

Baca juga: Misteri File Penemuan Nikola Tesla yang Hilang, Disembunyikan FBI?

Kaca yang baru dikembangkan, yang tidak memiliki komponen listrik, bekerja dengan memanfaatkan spektrum cahaya yang bertanggung jawab untuk pemanasan dan pendinginan.

Selama musim panas, kaca menekan pemanasan matahari untuk mendinginkan ruangan. Di musim dingin, ia melakukan kebalikannya, untuk menghangatkan ruangan.

Dalam tes laboratorium menggunakan kamera inframerah untuk memvisualisasikan hasil, kaca memungkinkan jumlah panas yang terkontrol untuk dipancarkan dalam berbagai kondisi.

Ini membuktikan kemampuannya untuk bereaksi secara dinamis terhadap perubahan kondisi cuaca.

Baca juga: Sejarah Penemuan Pesawat Terbang yang Terinspirasi dari Mainan Helikopter

Studi ini merupakan contoh penelitian inovatif yang mendukung rencana strategis NTU 2025, yang berupaya menjawab tantangan besar umat manusia dalam keberlanjutan.

Mereka mempercepat penemuan penelitian menjadi inovasi yang mengurangi dampak manusia terhadap lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com