Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Jerman Memburuk, Pekerja Akan Diwajibkan WFH Lagi

Kompas.com - 15/11/2021, 12:22 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman akan mewajibkan kembali para pekerja untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH), di bawah rancangan undang-undang yang dilihat oleh AFP pada Minggu (14/1/2021).

Pemberlakuan kembali aturan tersebut, yang dicabut pada awal Juli, datang ketika Jerman menghadapi gelombang keempat virus corona yang semakin memburuk.

Angka kasus dan kematian meningkat tajam sejak pertengahan Oktober, yang diduga karena tingkat vaksinasi Jerman baru 67 persen, sehingga sebagian besar orang masih rentan tertular Covid-19.

Baca juga: Sehari 50.000 Kasus, Ini 5 Penyebab Lonjakan Covid-19 di Jerman

Rata-rata Covid-19 di Jerman mencatatkan 289 kasus per 100.000 orang, dan mencapai level tertinggi baru di negara terpadat di Eropa itu pada Minggu, menurut badan kesehatan Robert Koch Institute (RKI).

"Gelombang yang akan datang menutupi semua gelombang sebelumnya," kata Premier Saxony, Michael Kretschmer, yang wilayahnya saat ini termasuk paling terpukul, kepada mingguan Jerman Bild am Sonntag.

Di bawah rancangan rencana terbaru, para bos di Jerman wajib menawarkan pilihan untuk bekerja dari rumah tanpa adanya alasan bisnis yang memaksa untuk datang ke kantor.

Adapun bagi yang akan bekerja di luar akan diminta menunjukkan mereka terlindungi dari virus atau sudah tes Covid-19 dengan hasil negatif.

Pemerintah Jerman juga sedang menyusun rencana untuk membatasi akses ke acara-acara tertentu hanya bagi orang-orang yang sudah divaksin, atau pulih dari infeksi virus corona dan dapat menunjukkan hasil tes negatif, menurut laporan media-media Jerman yang dikutip AFP.

Paket tindakan baru ini sedang disusun dalam konsultasi dengan partai-partai yang bakal membentuk pemerintah Jerman berikutnya, yaitu Sosial Demokrat, Hijau, dan FDP liberal.

Undang-undang bersama mereka akan diajukan ke Bundestag, majelis rendah parlemen Jerman, untuk disetujui pada Kamis (18/11/2021), kemudian ditandatangani oleh majelis tinggi pada Jumat (19/11/2021).

Pemerintah Jerman dan para pemimpin regional juga akan berkumpul secara virtual pada Kamis untuk mengoordinasikan tanggapan mereka.

Baca juga: Covid-19 di Jerman Mengganas, Negara Bagian Minta Perluasan Kekuasaan Tangani Pandemi


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com