KOMPAS.com - Kabar mengenai Singapura yang menyelidiki lonjakan Covid-19 yang luar biasa menjadi berita yang paling banyak dibaca dari kanal Global.
Sementara itu, salah ucap Presiden AS Joe Biden soal Taiwan dianggap menimbulkan kekhawatiran di China dan Asia.
Berikut kami rangkumkan berita internasional terpopuler dari Kompas.com edisi Kamis (28/10/2021) hingga Jumat (29/10/2021).
Baca juga: POPULER GLOBAL: Mengapa Adolf Hitler Membenci Orang Yahudi? | Ibu Muda 24 Tahun Punya 21 Bayi
Singapura akan menyelidiki lonjakan kasus Covid-19 yang luar biasa di negara tersebut.
Pada Rabu (27/10/2021), untuk pertama kalinya negara kota tersebut melaporkan 5.324 kasus Covid-19 terbaru dalam sehari.
“Negeri Singa” juga melaporkan 10 kematian baru akibat Covid-19 pada Rabu sebagaimana dilansir Reuters.
Bagaimana kelanjutan beritanya? Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Singapura Selidiki Lonjakan Covid-19 yang Luar Biasa
Ketika ditanya CNN pada Kamis (21/10/2021), apakah AS bersedia dan mampu membela Taiwan jika terjadi serangan oleh China, Biden menjawab: "ya dan ya."
Juru Bicara Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa tidak ada perubahan dalam kebijakan AS terkait Taiwan, kerja sama pertahanan terus dilakukan di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang disahkan Kongres pada 1979, ketika Amerika Serikat dan Republik Rakyat China menjalin hubungan diplomatik.
Pemerintah China disebut prihatin dengan penguatan hubungan pertahanan antara Taiwan dan Amerika Serikat, di antara isu-isu lainnya.
Penasaran dengan kelanjutannya? Simak selengkapnya di sini.
Baca juga: Biden Salah Ucap soal Taiwan, Timbulkan Kekhawatiran di China dan Asia
Seorang wanita Thailand, yang tinggal di kondominium bertingkat, memotong tali pengaman dua tukang cat dan meninggalkan mereka tergantung setinggi 26 lantai di luar gedung sampai ada yang menyelamatkan mereka.
Wanita itu menghadapi tuduhan percobaan pembunuhan dan perusakan properti, menurut Kolonel Pongjak Preechakarunpong, kepala kantor polisi Pak Kret.
Anda bisa membaca berita ini selengkapnya melalui tautan ini.
Baca juga: Tali Pengaman Tak Terpasang, Pria Ini Nyaris Tewas saat Terbang Layang di Swiss
Sekitar 3.000 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di seluruh dunia harus dimatikan sebelum 2030 bila ingin mencegah kenaikan suhu di atas 1,5 derajat Celsius.
Hal tersebut ditekankan oleh lembaga think tank TransitionZero dalam laporan yang diterbitkan beberapa hari sebelum KTT perubahan iklim COP26.
COP26 bakal digelar di Glasgow, Skotlandia, mulai 31 Oktober hingga 12 November. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: 3.000 PLTU Batu Bara di Seluruh Dunia Harus Dimatikan Sebelum 2030
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.