Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Malaysia Gandeng Oposisi untuk Wujudkan Stabilitas Politik

Kompas.com - 13/09/2021, 20:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemerintahan baru Malaysia yang dipimpin Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob menggandeng oposisi untuk membawa stabilitas politik.

Penandatanganan kerja sama itu dilakukan pada Senin (13/9/2021) di gedung parlemen, Kuala Lumpur, dengan imbalan janji reformasi.

Kedatangan pemerintahan baru ini menurunkan suhu politik - setidaknya dalam jangka pendek - dan memicu harapan para pejabat akan dapat fokus memerangi wabah virus corona yang serius di Malaysia.

Baca juga: Setelah Lengser, Muhyiddin Yassin Berjanji Partainya akan Comeback dalam Pemilu Malaysia

Ismail Sabri dan perwakilan oposisi, yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim, menandatangani perjanjian di parlemen, saat legislatif bersidang pada Senin untuk pertama kalinya sejak PM baru Malaysia mengambil alih kekuasaan.

PM Ismail Sabri mengatakan bahwa pemerintahannya dan aliansi oposisi Pakta Harapan telah membuat sejarah nasional dengan kesepakatan itu.

Kesepakatan ini mencakup bidang-bidang termasuk memerangi Covid-19, reformasi parlemen, memastikan independensi peradilan, dan bertujuan mengesampingkan perbedaan politik, kata pernyataan itu.

Ada beberapa rincian lebih lanjut lainnya juga, menurut AFP.

Ismail Sabri sebelumnya telah mengusulkan reformasi termasuk undang-undang untuk memblokir pembelotan politik, dan membatasi masa jabatan perdana menteri hingga 10 tahun, meskipun tidak jelas apakah itu juga dimasukkan.

PM Malaysia tersebut hanya memiliki mayoritas tipis di parlemen, dan kesepakatan itu akan membantu menopang dukungannya.

Baca juga: Bertemu PM Malaysia, Najib Razak Diisukan Diangkat Jadi Penasihat Ekonomi

Dalam pidato pembukaannya di parlemen, Raja Sultan Abdullah mengatakan, dia menghargai upaya mewujudkan pendekatan bipartisan baru yang melibatkan semua pihak, yang akan membangun lanskap politik baru.

Akan tetapi, James Chin pakar Malaysia dari Universitas Tasmania, memperingatkan bahwa pihak oposisi dapat dibatasi agar tak menentang pemerintah setelah menandatangani kesepakatan.

Dia juga mengatakan, itu akan menyebabkan jeda sementara dalam ketegangan politik karena Covid-19, bukan perdamaian permanen.

Pemerintahan Malaysia sebelumnya kolaps pada Agustus ketika Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah 17 bulan bergolak akibat kehilangan suara mayoritasnya di parlemen.

Malaysia dilanda gejolak politik sejak koalisi yang dilanda skandal dan memerintah negara itu selama enam dekade, dilengserkan dari kekuasaan pada pemilu 2018.

Baca juga: Malaysia Tunjuk Mantan PM Muhyiddin sebagai Ketua Dewan Pemulihan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com