Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Prajurit Termuda di Perang Dunia I Tahun 1916

Kompas.com - 28/08/2021, 16:33 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Dia adalah seorang anak sekolah yang bertempur di Somme, saat Perang Dunia I tahun 1914-1918.

Usianya masih 12 tahun, dan jelas tak diizinkan turut serta dalam perang.

Tapi, dia berbohon tentang usianya--dan sejarah mencatatnya sebagai kombatan termuda dari Perang Dunia I

Baca juga: Anak-Anak dalam Perang Dunia I

Dilansir History Extra, Prajurit Sidney Lewis, prajurit termuda ini, bergabung dengan East Surreys di Kingston pada Agustus 1915 saat berusia 12 tahun.

Dia lantas bertempur di front Somme selama enam minggu pada usia 13 tahun.

Dia lalu dikirim pulang pada Agustus 1916 setelah ibunya menghubungi Kantor Perang di London.

Sebuah surat yang ditujukan kepada Nyonya Lewis pada tanggal 23 Agustus 1916 mengabarkan hal itu.

“Saya diarahkan untuk memberi tahu Anda bahwa instruksi telegraf telah dikeluarkan bahwa dia harus segera ditarik dari jalur tembak dan dikirim pulang untuk dibebaskan."

"Setibanya di negara ini, dia akan segera diberhentikan dari Angkatan Darat," begitu bunyi surat.

Baca juga: 28 Juli dalam Sejarah: Dimulainya Perang Dunia I pada 1914

Prajurit Lewis muncul di surat kabar pada saat itu, tetapi baru sekarang ceritanya diautentikasi.

Setelah memeriksa surat-surat keluarga yang disumbangkan bulan lalu oleh putra satu-satunya prajurit itu, Imperial War Museum (IWM) telah menyatakan Prajurit Lewis sebagai prajurit Perang Dunia I termuda.

Baca juga: Pasangan Perancis Temukan Surat Berusia 100 Tahun di Era Perang Dunia I

Anthony Richards, kepala dokumen dan suara di IWM, menegaskan hal ini.

“Ini tentu saja jadi prajurit Perang Dunia Pertama termuda yang kami simpan dokumennya di arsip IWM.

“Kisahnya cukup fenomenal. Dia tidak hanya mendaftar pada usia 12 tahun dan bertempur di Somme pada usia 13 tahun, tetapi dia kembali bertugas pada akhir Perang Dunia Pertama dan bekerja sebagai penjinak bom selama Perang Dunia Kedua," ujarnya.

"Dia jelas pria yang sangat ulet, dan tidak terpengaruh oleh pengalaman awalnya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com