Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Penggunaan Robot Anjing oleh Polisi Amerika, Dinilai Tidak Manusiawi

Kompas.com - 30/07/2021, 22:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jika Anda seorang tunawisma dan mencari tempat berlindung sementara di ibu kota negara bagian Hawaii, di Amerika Serikat (AS), jangan kaget bila Anda dikunjungi oleh robot anjing milik polisi yang akan memindai mata untuk memastikan Anda tidak demam.

Bagi kepolisian Honolulu, itu hanyalah salah satu kegunaan Spot, robot komersial baru yang bisa berlari dengan kelincahan seperti hewan sungguhan.

Di Honolulu, departemen kepolisian menghabiskan uang bantuan pandemi dari pemerintah federal senilai 150.000 dolar AS atau lebih dari 2 miliar rupiah untuk membeli robot Spot itu dari perusahaan robotika Boston Dynamics.

Baca juga: Pilot Robot Jet Tempur China Diklaim Bisa Kalahkan Pilot Manusia

Robot itu kemudian dipakai untuk membantu patroli di wilayah penuh tenda kaum tunawisma yang dikelola pemerintah di dekat sebuah bandara.

Dinilai tidak manusiawi

Segelintir petugas polisi yang bereksperimen dengan mesin berkaki empat itu mengatakan, itu hanyalah peralatan lain yang mereka pakai dalam menjalankan tugas, selain drone dan robot beroda sederhana.

Tetapi pengamat masalah privasi memperingatkan, polisi diam-diam membeli robot-robot ini tanpa menetapkan pedoman penggunaan yang aman dari rawannya penggunaan yang bersifat agresif, invasif, atau tidak manusiawi.

"Hanya karena orang-orang ini tidak punya rumah, (polisi) mengangap OK untuk melakukan itu," kata Jongwook Kim, direktur hukum di lembaga sipil, American Civil Liberties Union of Hawaii. "Padahal nanti setelah pandemi berakhir, (robot) ini akan dipakai lagi untuk hal lain,"

Penjabat kepolisian setempat, Letnan Joseph O'Neal membela keputusan penggunaan robot ini dalam sebuah demonstrasi di hadapan media awal tahun ini.

Dia mengatakan robot ini melindungi petugas, staf tempat penampungan, dan para penghuni tenda dengan memindai suhu tubuh mereka di antara waktu makan di tempat penampungan untuk uji Covid-19 dan karantina bagi para tunawisma.

Robot ini juga digunakan untuk bisa melakukan wawancara jarak jauh kepada orang-orang yang telah dites positif. "Kami tidak ke sana begitu saja dan memindai orang dengan sewenang-wenang," kata O'Neal.

Baca juga: Robot Hitam ala Film Fiksi Ilmiah Meriahkan Olimpiade Tokyo, Apa Kemampuannya?

Penggunaan robot semacam itu oleh polisi di Amerika Serikat masih jarang dan sebagian besar belum teruji.

Di samping itu, publik juga tidak selalu menerimanya dengan baik.

Pejabat di Honolulu menghadapi reaksi keras ketika sebuah organisasi berita lokal, yakni Honolulu Civil Beat, mengungkapkan bahwa pembelian Spot dilakukan dengan uang bantuan dari pemerintah federal.

"Perilakunya baik dan tidak terlalu pintar"

Akhir tahun lalu, Departemen Kepolisian New York mulai menggunakan robot Spot yang dicat dengan warna biru dan menamainya Digidog.

Namun saat itu Digidog belum menyita perhatian publik sampai seorang warga New York mulai melihatnya di alam dan memposting video yang merekam robot anjing itu ke media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com